Rabu, 4 Desember, 2024

118 Juta Turis Jepang Out Bound, Bali Hanya Kebagian 1,34 Persen

Ketua Bali Rasa Sayang, Makiko Iskandar (lima dari kanan) dan Rai Suryawijaya (empat dari kiri) saat diskusi dan dialog potensi pasar Jepang

“PERLU PROMOSI LEBIH GENCAR”

KUTA, MENITINI.COM– Sampai dengan bulan Juni 2019 hunian hotel di Bali rendah, kisaran 62 %. Kondisi ini membuat Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung BPPD Badung melirik pasar Jepang yang pernah booming ke Bali 10 tahun lalu sebelum Japan Airline menghentikan penerbangannya ke Bali di tahun 2010. Jumlah kedatangan wisatawan Jepang sebelum tahun 2010 yang 350 ribu per hari. Di tahun 2017 dan tahun 2018 turun sekitar kurang lebih 210 ribu per hari..

Kondisi ini disampaikan Ketua Bali Rasa Sayang (BRS) Makiko Iskandar saat  business meeting dengan anggotanya, Rabu (29/5) di Swiss Belhotel Tuban. Dalam pertemuaan itu juga hadir Ketua BPPD Badung, Rai Suryawijaya sebagai pembicara tunggal.

BACA JUGA:  Pilkada Klungkung, Krama Dusun Pangi, Desa Pikat Kompak Menangkan Paket AstaGuna

Agung Ode pengurus BRS mengatakan,  sekitar 18 juta out bound traveler Jepang, Bali hanya kebagian 1.34% sampai 1.4% saja. “Yang menarik share 1.4 % tersebut tak berbanding lurus dengan jumlah outbound Jepang. Ini menandakan promosi Bali termasuk Indonesia masih kalah dengan pesaing kita,” katanya.

Ketua BPPD Badung berjanji segera meneruskan wacana ini ke pemerintah. “Sekaligus agar usaha pendekatan kepada pihak JAL terus dicoba dan mengharapkan bahwa pertemuan ini dalam waktu dekat bisa dilanjutkan dengan diakusi marketing strategi yang cocok untuk mengembalikan minimal 350 ribu wisatawan seperti di tahun 2007-an,” katanya.

Dalam diskusi mendatang diharapkan akan ada pembuktian angka yang lebih valid dari pihak terkait. Misalnya dari pihak Airlines (JAL pada khususnya), pihak Angkasa Pura dan beberapa wholeseller Jepang.

BACA JUGA:  Penyitaan Uang Rp450 Miliar dalam Perkara PT Duta Palma Korporasi

Mangku Sulasa Jaya menyampaikan dalam presentasinya agar pelaku industri dan pemerintah bisa saling bergandengan tangan menangani paser Jepang ini pada khususnya. Tentunya juga pasar lain, bukan saja menyangkut promosi namun juga dalam pembangunan kepariwisataan Bali secara menyeluruh dimana satu dengan yang lain harus saling menguatkan. “Ini adalah tuntutan jaman global dimana pekerjaan apapun harus dilakukan bersama sama,” jelasnya.poll