DENPASAR, MENITINI.COM – New Year, New Me!
Mungkin Anda sudah familiar dengan slogan ini. Hampir setiap tahun baru pasti Anda mendengar bahkan mencanangkannya dalam resolusi tahunan.
Sekarang pertanyaannya, apakah kata diet selalu masuk dalam resolusi Anda?
Pertanyaan kedua, apakah diet Anda sudah tercapai atau hanya terpampang dalam daftar saja?
Jangan khawatir, jika anda menjawab tidak pada pertanyaan kedua, Anda tidak sendiri. Sebuah penelitian statistik di Amerika Serikat menunjukkan data sebanyak 80% orang mengalami kegagalan resolusi dietnya. Kebanyakan hanya dapat mempertahankan hingga maksimal trimester awal dalam tahun.
Jika tiap tahun pola ini selalu berulang, maka Anda perlu mempelajari apa yang salah dalam pola yang Anda terapkan. Nah, apakah diet Anda sudah membentuk pola yang tepat? Ataukah hanya sebatas mengurangi porsi makan saja? Simak 7 faktor berikut untuk menentukan keberhasilan resolusi diet Anda sebelum memulai kembali!
1. Diet Tidak Hanya Makan
Kesalahan klasik yang selalu diulang. Diet dengan mengurangi makan. Perlu diketahui bahwa diet adalah suatu program. Program yang diharapkan mempengaruhi seluruh tubuh kita. Jadi selain makanan harus dikombinasikan dengan aktivitas fisik dan olahraga. Jika aktivitas fisik harian Anda berat, imbangi dengan olahraga bersifat peregangan. Jika aktivitas fisik harian Anda ringan dan sebagian besar duduk, imbangi dengan olahraga bersifat kardio.
2. Ketahui Tipe Tubuh
Sebelum memulai diet, alangkah baiknya tentukan tipe tubuh Anda. Terdapat 3 tipe tubuh yaitu Endomorph, Ectomorph dan Mesomorph. Ketiga tipe tubuh ini memiliki distribusi lemak dan massa otot yang berbeda. Jelas satu tips tidak dapat dipukul rata pada seluruh populasi.
3. Diet sesuai Tipe Tubuh
Pada tipe Endomorph yang cenderung terlihat gemuk, diet karbohidrat lebih dipilih bebarengan dengan olahraga tipe kardio. Pada tipe Ectomorph yang nampak kurus, diet kaya protein dan olahraga beban merupakan pilihan. Sedangkan pada tipe Mesomorph yang nampak langsing sering disalahartikan tidak perlu diet. Padahal mereka juga memiliki tumpukan lemak yang tidak terlihat dan cenderung kendur (skinny fat). Maka tipe diet karbohidrat dengan pola intermiten disertai olahraga tipe isometrik dan toning seperti pilates dan angkat beban menjadi pilihan.
4. Diet dan Olahraga Sesuai Dosis
Telaah kembali apa yang mungkin membuat Anda menyerah. Bisa jadi salah satu alasannya adalah diet terlalu dini, terlalu ketat dan tanpa aturan dosis sehingga tubuh belum siap. Alih-alih turun berat badan, malah menimbulkan penyakit.
5. Beri Waktu pada Tubuh
Sama dengan pengobatan, diet dan olahraga perlu waktu khusus untuk mencapai efeknya. Kuncinya adalah kedisiplinan diri. Jika Anda sudah berdiet namun tidak disiplin, sama saja menuntun proses pada kegagalan. Diet yang sehat dan tidak merusak tubuh dapat dirasakan sekurang-kurangnya 6 minggu. Ingat, instan dan sehat tidak dapat berjalan beriringan!
6. Libatkan Orang Terdekat
Sebagian besar diet yang gagal diakibatkan karena Anda menjalani sendirian. Ketika sendirian, Anda akan lebih mudah melahirkan alasan-alasan dalam proses. Motivasi pribadi sering kali tidak cukup kuat. Libatkan orang terdekat Anda untuk sehat bersama. Jika mereka tidak tertarik, pastikan Anda memberitahukan pada mereka sehingga mereka dapat membantu mengawasi proses Anda.
Tinggal sendiri atau di tanah rantau? Jalinlah komunikasi dengan komunitas atau pusat kebugaran. Sebuah penelitian menunjukkan rasa bahagia yang ditimbulkan selama proses diet dengan komunitas dapat meningkatkan konsistensi dan keberhasilan diet sebanyak 40%.
7. Berkonsultasi pada Ahli
Diet adalah proses yang panjang dan memerlukan konsistensi. Anda tidak harus menjalani sendirian. Konsultasikan pada ahli yang memang berkompetensi membantu Anda. Jangan sekedar berkonsultasi tanpa melihat latar belakang mereka. Bisa-bisa Anda dijebak oleh janji manis produk yang tidak jelas keamanannya untuk tubuh Anda. Pilihlah dietisien terregistrasi, dokter spesialis gizi atau dokter olahraga sesuai kebutuhan. (M-010)