Rabu, 15 Januari, 2025

7 Kebiasaan Sehari-Hari yang Berisiko Kanker Usus Besar

DENPASAR, MENITINI.COM – Kabar duka datang dari dunia hiburan Indonesia. Pelawak senior Nurul Qomar meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker usus besar. Kepergian beliau mengingatkan kita akan bahaya kanker kolorektal yang sering terlambat terdeteksi. Penyakit ini bisa dicegah kalau kita lebih sadar akan faktor risiko dan kebiasaan sehari-hari yang bisa memengaruhi kesehatan usus. Karena itu, selain diet mari kita bahas tujuh kebiasaan yang meningkatkan risiko kanker usus besar agar kita bisa lebih waspada dan mulai melakukan pencegahan sejak sekarang. Apa saja itu?

1. Pola Makan Rendah Serat dan Tinggi Lemak

Apa yang kita makan setiap hari sangat berpengaruh pada kesehatan usus. Kalau sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, terutama lemak jenuh dari daging merah dan makanan olahan, risiko kanker usus besar bisa meningkat. Makanan berlemak memperlambat pergerakan usus, membuat zat berbahaya bertahan lebih lama di saluran pencernaan. Sebaliknya, serat membantu mempercepat pembuangan limbah, sehingga usus lebih sehat. Cobalah tambahkan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian utuh ke dalam menu harian. Perubahan kecil seperti mengganti nasi putih dengan nasi merah atau memilih roti gandum bisa membuat perbedaan besar.

2. Konsumsi Alkohol Berlebihan

Minuman beralkohol memang sering jadi teman bersantai, tapi kalau dikonsumsi berlebihan, dampaknya tidak main-main. Alkohol dipecah menjadi senyawa beracun yang bisa menyebabkan peradangan kronis dan merusak DNA sel usus. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol yang tinggi secara terus-menerus meningkatkan risiko kanker kolorektal. Jadi, bijaklah dalam memilih minuman. Air putih, jus segar tanpa gula tambahan, atau teh herbal adalah pilihan yang jauh lebih baik untuk kesehatan pencernaan dan tubuh secara keseluruhan.

BACA JUGA:  PENA NTT Salurkan Dana ke Korban Letusan Gunung Lewotobi, Diterima Biara Susteran SSpS

3. Kurang Aktivitas Fisik

Gaya hidup mager atau kurang gerak membuat tubuh lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk kanker usus besar. Kurangnya aktivitas fisik bisa mengganggu metabolisme dan memperlambat pergerakan usus, meningkatkan waktu paparan dinding usus terhadap zat berbahaya. Sebaliknya, olahraga teratur membantu metabolisme lebih lancar, menjaga berat badan ideal, dan membuat usus lebih aktif. Tidak perlu olahraga berat. Berjalan kaki selama 30 menit sehari atau menggunakan tangga daripada lift sudah merupakan langkah yang baik.

4. Merokok

Sudah bukan rahasia lagi kalau rokok adalah penyebab utama banyak penyakit serius, termasuk kanker usus besar. Zat kimia beracun dalam tembakau bisa merusak DNA sel usus dan mempercepat pertumbuhan polip yang bisa berkembang menjadi kanker. Semakin lama kebiasaan merokok dibiarkan, semakin tinggi risikonya. Perlu Anda ingat bahwa saat merokok tidak hanya Anda yang dirugikan namun orang sekitar yang secara tidak langsung menyandang gelar perokok pasif. Jika Anda merokok, berhenti sekarang adalah keputusan terbaik. Anggaplah Anda berbuat karma yang baik bagi orang-orang sekitar yang pernah Anda rugikan dari asap rokok Anda. Memang sulit, tapi ada banyak program dan dukungan untuk membantu, mulai dari terapi nikotin hingga konseling.

BACA JUGA:  Percobaan Telekonsultasi BPJS: Keuntungan, Kekurangan, dan Inovasi untuk Kesehatan

5. Obesitas

Berat badan berlebih, terutama lemak di sekitar perut, bukan hanya soal penampilan. Lemak perut alias lemak visceral bukanlah tanda kemakmuran. Lemak visceral dapat memicu peradangan dan perubahan hormon yang meningkatkan risiko kanker. Menjaga berat badan sehat adalah salah satu langkah penting dalam pencegahan. Mulailah dengan pola makan seimbang dan olahraga. Anda juga bisa memantau berat badan dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT) secara rutin agar tetap berada di angka yang aman.

6. Kurangnya Asupan Kalsium dan Vitamin D

Tubuh kita butuh nutrisi penting seperti kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan usus besar. Kalsium membantu mengurangi pertumbuhan sel abnormal, sementara vitamin D memperkuat sistem kekebalan dan mencegah perkembangan sel kanker. Kurangnya nutrisi ini dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal. Lengkapi kebutuhan dengan mengonsumsi susu rendah lemak, ikan berlemak seperti salmon, atau suplemen jika perlu. Jangan lupa, berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit juga sangat membantu.

BACA JUGA:  Tanah Lot akan Dilengkapi Panggung Terbuka, Kegiatan Umat dan Pariwisata Tabanan

7. Mengabaikan Gejala Awal

Gejala seperti perubahan pola buang air besar, darah di tinja, atau nyeri perut mungkin dianggap sepele, tetapi bisa jadi tanda awal kanker usus besar. Menunda pemeriksaan medis saat mengalami gejala ini hanya akan membuat masalah bertambah besar. Skrining rutin sangat penting, terutama jika ada riwayat keluarga dengan kanker kolorektal. Dengan deteksi dini, peluang sembuh bisa jauh lebih tinggi. Jadi, jangan abaikan sinyal dari tubuh Anda sendiri.

Kesimpulan

Kanker usus besar adalah penyakit yang serius, tapi ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya. Ubah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat, seperti memperbanyak serat dalam diet, berolahraga, dan berhenti merokok. Batasi konsumsi alkohol dan pastikan kebutuhan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D terpenuhi. Jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter kalau ada gejala mencurigakan atau jika ingin melakukan skrining. Dengan tindakan pencegahan yang tepat dan gaya hidup yang sehat, kita bisa menjaga kesehatan usus untuk jangka panjang. (M-010)