“Kami dalam terverifikasi itu ada beberapa hal yang kami lakukan. Misalnya kaitan dengan pelatihan, kompetensi jurnalis, kami pasti kami reguler kami lakukan dan ini sebenarnya bekal teman-teman bukan hanya skill, tapi juga memahami kode etik peliputan,” ucap Titin.
Ia pun berharap agar kasus yang menimpa dua jurnalis saat meliput peristiwa penembakan di rumah Ferdy Sambo itu dituntaskan.
“Kasus ini akan ditindaklanjuti dengan proper, dengan baik dan kami akan mengawal itu,” tegasnya.
Intimidasi ini berawal saat dua jurnalis itu mewawancarai petugas kebersihan di sekitar Kompleks Polri Duren Tiga, Asep. Kala itu, tiga orang berbaju hitam, berbadan tegap, dan berambut cepak secara tiba-tiba muncul dari arah belakang mengendarai sepeda motor dan menghentikan obrolan.
Ketiganya tanpa mengenalkan identitas lalu merampas ponsel dua jurnalis tersebut. Mereka lalu memeriksa hp, menghapus sejumlah foto, video, dan hasil wawancara. Mereka juga memeriksa seisi tas kedua jurnalis CNNIndonesia.com dan 20Detik.
Sejumlah dokumen yang dihapus tersebut merupakan hasil peliputan kasus baku tembak antara dua ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di sekitar kediaman yang bersangkutan.
Sumber: CNN Indonesia
Berita Terkait
- Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar PTIK
- Presiden dan Ibu Negara Disambut Gembira oleh Masyarakat Duan Lolat
- Jangan Tolak Jenazah Covid-19, Tersangka Penolak Jenazah Corona di Semarang Segera Sidang
- Helikopter Mendarat Darurat, Rombongan Kapolda Jambi Selamat, Dilakukan Evakuasi