“Untuk saat ini kami terus mendukung perlunya pemerataan distribusi vaksin dan penggunaan dosis ketiga hanya pada mereka yang bermasalah kesehatan atau orang yang telah menerima vaksin inactivated,” kata Alejandro, seperti dikutip Reuters.
Direktur Departemen Imunisasi WHO, Kate O’Brien menjelaskan vaksin memberikan perlindungan sangat baik selama enam bulan setelah pemberian dosis kedua. Namun ada penurunan kecil dan sedang dalam perlindungannya.
Penelitian yang dilakukan di Brasil dan Universitas Oxford menemukan vaksin Sinovac mendapatkan penguat (booster) yang lebih baik dari vaksin platform vektor (AstraZeneca dan Johnson & Johnson) atau vaksin platform mRNA (Pfizer dan Moderna) dalam melawan Covid-19 termasuk varian Omicron dan Delta.
“Studi ini memberikan pilihan penting bagi pembuat kebijakan di banyak negara di mana vaksin menggunakan virus tidak aktif (Sinovac dan Sinopharm) telah digunakan,” kata Andrew Pollard pemimpin studi yang juga direktur Oxford Vaccine Group seperti dikutip Reuters.
Dari penelitian ini ditemukan bahwa dosis ketiga Sinovac juga meningkatkan antibodi, tetapi hasil lebih baik diperoleh bila pengguna vaksin Sinovac menggunakan booster vaksin merek berbeda, menurut penelitian terbaru yang melibatkan 1.240 sukarelawan dari kota Sao Paulo dan Salvador di Brasil.
Dki Indonesia diketahui menggunakan vaksin Pfizer, vaksin Moderna dan AstraZeneca sebagai vaksin booster untuk penerima vaksin Sinovac. Ukurannya setengah dosis dari yang biasa diberikan.
Sumber: CNBC Imdonesia
Editor: Ton