JAKARTA, MENITINI.COM Paulus Arswendo Atmowiloto meninggal dunia dengan tenang, pada Jumat (19/7/2019) pukul 17.50 WIB di rumahnya, Kompleks Kompas, Jalan Damai, Pesanggrahan, Jakarta. Saat ini jenazah disemayamkan di Rumah Duka, Komplek Kompas B-2, Jalan Damai, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan.
Misa Requiem sekaligus pelepasan jenazah akan dilaksanakan di Gereja St. Matius Penginjil, Paroki Bintaro, Pondok Aren pada hari Sabtu, 20 Juli 2019, pukul 10.00. Selesai misa, jenazah akan dibawa ke tempat peristirahatan terakhir di Sandiego Hill, Karawang.
Pemilik nama lahir Sarwendo ini cukup dikenal berkat karya berjudul Keluarga Cemara yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah sinetron pada era ’90-an dan film layar lebar pada awal 2019 ini.
Ia juga menjadi sosok di balik sinetron populer lainnya seperti Ali Topan Anak Jalanan (1997-1998), kemudian Deru Debu (1994-1996), 1 Kakak 7 Ponakan (1996), Jalan Makin Membara II dan III (1995-1997), serta Imung (1997).
Berkat karya-karyanya, Arswendo pernah dianugerahi Hadiah Zakse atas esainya Buyung -Hok dalam Kreativitas Kompromi pada 1972. Kemudian dramanya, Penantang Tuhan dan Bayiku yang Pertama, memperoleh Hadiah Harapan dan Hadiah Perangsang dalam Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara DKJ 1972 dan 1973.
Karena karyanya pula Arswendo pernah dipenjara, pada 1990, ketika menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Tabloid Monitor. Ia ditahan dan dipenjara karena satu jajak pendapat. Arswendo meninggal di usia 70 tahun setelah berjuang melawan kanker prostat
Aktris Maudy Koesnaedi turut berduka dan mengenang saat-saat terakhir bertemu dengan Arswendo serta Harry Tjahjono pada Piala Maya 2019.
Musisi Iwan Fals, melalui akun Twitternya, turut berduka dengan mengunggah sebuah artikel tentang semangat Arswendo melawan penyakitnya. poll