Siapa yang dapat menjadi korban perilaku agresif?
Pertama tentunya diri Anda secara fisik lalu diikuti orang terdekat Anda. Kedua, kerusakan material baik berupa barang atau jasa. Kemudian psikis Anda atau korban. Memang perilaku agresif tidak selalu berujung pada kematian, namun pasti ada rasa malu atau hilangnya rasa hormat lingkungan sekitar terhadap Anda. Yang terakhir, organisasi atau tempat Anda tinggal dan bekerja. Gara-gara perilaku agresif Anda dapat mencoreng nama baik tempat tinggal atau tempat kerja Anda. Jadi jangan meyalahkan keadaan jika berujung pada pemecatan atau bahkan berurusan dengan pihak berwenang.
Kesimpulannya, selalu berhati-hati dalam melangkah dan menentukan perilaku Anda. Ingatlah bahwa kita menjalani pandemi ini bersama-sama, maka perlu berbela rasa dengan sesama. Belajarlah mengalihkan frustasi Anda pada hal yang lebih positif. Adrenalin akibat keseluruhan proses tidak akan turun dengan sendirinya tanpa upaya. Jika Anda menyukai aktivitas fisik, maka mulailah membangun rutinitas olahraga. Jika Anda lebih menyukai non-fisik, cobalah mempelajari hal terkait detail dan fokus seperti belajar bahasa, merangkai bunga dan aktivitas kreatif lainnya. Jangan ragu minta bantuan pada orang terdekat Anda dan jangan ragu berbagi cerita. Beban akan terasa ringan jika tidak kita pikul sendiri. Akhir kata, mengutip semboyan klub sepak bola Liverpool, “You’ll Never Walk Alone!” (M-010)