DENPASAR,MENITINI.COM-Memasuki April 2025, Provinsi Bali mulai bersiap menghadapi musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung cukup panjang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali telah menyusun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi dampak kekeringan, sekaligus mencegah terjadinya kebakaran hutan dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Kepada media, Sekretaris BPBD Bali, Gede Teja, menyampaikan bahwa risiko kebakaran hutan menjadi perhatian serius, terutama karena karakteristik geografis Bali yang berbeda dari wilayah lain. Kebakaran hutan di Bali umumnya terjadi di bagian atas tebing atau lereng, yang menyulitkan proses pemadaman dengan alat konvensional.
“Api kebakaran sering kali muncul di area atas yang sulit dijangkau. Karena itu, kami lebih menekankan pada langkah-langkah pencegahan dengan melibatkan masyarakat sekitar kawasan rawan,” ujarnya.
Selain patroli dan pemetaan titik-titik rawan, BPBD Bali juga memperketat pengawasan terhadap aktivitas pendakian di kawasan hutan. Sebab, faktor kelalaian manusia — seperti membuang puntung rokok sembarangan atau menyalakan api unggun — masih menjadi penyebab utama kebakaran.
“Kami imbau pendaki dan wisatawan agar lebih peduli. Kewaspadaan harus ditingkatkan, karena kebakaran besar bisa bermula dari api kecil. Kami juga terus mengingatkan agar tidak membakar sampah sembarangan,” tambah Gede Teja.
Peran Media dan Kolaborasi Masyarakat
Gede Teja juga mengajak media massa untuk turut berperan aktif dalam menyuarakan kesadaran publik terkait potensi kebakaran dan krisis air bersih selama kemarau. Sosialisasi yang masif dinilai sangat penting untuk membangun budaya siaga bencana.
Di sisi lain, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci. BPBD Bali mengajak seluruh elemen — mulai dari masyarakat, komunitas lokal, hingga pelaku usaha — untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan mencegah bencana sejak dini.
“Musim kemarau bukan hanya soal suhu panas, tapi juga ancaman nyata terhadap air bersih dan ekosistem. Semua pihak perlu bergerak bersama agar Bali tetap aman dan lestari,” tegasnya.
BPBD Bali akan terus menggencarkan edukasi publik dan patroli wilayah sebagai bagian dari langkah mitigasi. Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melaporkan potensi bahaya kebakaran jika ditemukan. (M-011)
- Editor: Daton