Jumat, 22 November, 2024

Bangkit dari Pandemi, Pelaku Wisata Jembrana Dilatih Tata Kelola Destinasi Wisata

Pelaku Wisata Jembrana dilatih tata kelola destinasi wisata.
Pelaku Wisata Jembrana dilatih tata kelola destinasi wisata. (foto: ist)
NEGARA,MENITINI.COM-Pasca terpuruk akibat pandemi covid-19, kini sektor pariwisata di Provinsi Bali mulai  menggeliat seiring makin terkendalinya pandemi Covid-19. Mengacu hal itu, tentu harus disikapi secara positif. Memulai dengan membangun dan menata kembali daya tarik wisata masing masing agar menjadi lebih baik lagi, serta dapat meningkatkan kualitas daya wisata dan destinasi wisata melalui penerapan standar dan kiat-kiat terbaru dalam pengelolaan daya tarik wisata yang berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Asisten II Jembrana I Gusti Ngurah Sumber Wijaya dalam kapasitasnya mewakili Bupati Jembrana saat membuka pelatihan tata kelola, bisnis dan pemasarasan destinasi pariwisata di Aula Hotel Jimbarwana, Rabu (3/8/2022).
“Daya saing suatu destinasi pariwisata sangat ditentukan oleh aspek tata kelola, bisnis dan pemasaran. Hal ini menjadi penting, karena dapat menentukan keberlangsungan suatu destinasi wisata dan berpengaruh langsung terhadap minat dan tingkat kunjungan wisatawan,” ucapnya.
Lanjut Sumber Wijaya berharap kepada seluruh peserta yang berasal dari unsur pokdarwis, desa wisata dan desa kreatif se-Kabupaten Jembrana dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik.
“Saat ini, pembangunan sektor pariwisata di Jembrana menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Momentum pelatihan harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku wisata untuk meningkatkan daya saing suatu destinasi pariwisata yang pada akhirnya berpengaruh positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan yang bermuara pada peningkatan perekonomian di Jembrana ,” ujarnya.
Sementara itu, Kadis Parbud Jembrana A.A. Komang Sapta Negara menuturkan bahwa pelatihan ini diikuti sebanyak 50 orang peserta yang berasal dari pokdarwis, unsur desa wisata dan desa kreatif.
Ditambahnya, pelatihan tata kelola, bisnis dan pemasarasan destinasi pariwisata, berlangsung selama tiga hari. Dua hari dilakukan dengan penyampaian materi oleh narasumber yang berkompeten didunia pariwisata dan satu hari terakhir peserta akan melaksanakan orientasi lapangan ke DTW yang telah menerapman standar tata kelola dan pemasaran.
“Semoga materi-materi yang disampaikan para narasumber dalam pelatihan ini, betul-betul mampu diserap dan dimaknai, sehingga cepat diimplementasikan para peserta. Sekali lagi, menajement yang baik pada destinasi wisata akan membawa dampak positif terhadap kemajuan pembangunan yang berkelanjutan pada sektor pariwisat,” ungkapnya. (rls)