DENPASAR, MENITINI-Hujan yang melanda wilayah Kabupaten Nagekeo, NTT, bagian tengah hingga selatan menyebabkan terjadi longsor dan banjir secara merata di seluruh wilayah. Di Kecamatan Mauponggo misalnya, jalan penghubung antar wilayah dan desa putus total. Hal dibenarkan seorang warga bernama Adrianus Tungi saat dikonfirmasi media ini, Minggu (3/7/2022).
Ia mengatakan, untuk sementara informasi di lokasi ada tiga ruas jalan yang tertutup longsor. “Sementara ini ada tiga titik di tiga desa yang putus total tertutup longsor. Pertama di dekat Pu’u Boa, Desa Sawu, terus di dekat Polindes Gelu, Desa Woewolo, dan di Tera Bhoja Desa Sela Lejo. Selain itu banyak titik longsor dan banjir karena hujan tiada henti,” ujarnya.
Laporan pantauan lapangan dari BPBD Kabupaten Nagekeo, banjir di wilayah tersebut hampir seluruh titik terdampak sudah surut. Pantauan dari petugas BPBD Kabupaten Nagekeo menyebutkan bahwa cuaca masih terlihat mendung dan hujan ringan. Banjir tersebut berdampak pada 200 KK yang tersebar di empat kecamatan. Wilayah terdampak yang berada di Pulau Flores tersebut antara lain Kecamatan Mauponggo, Nangaroro, Keo Tengah dan Bowawae.
Tidak ada laporan korban jiwa atau warga yang luka-luka akibat banjir rob ini. Menghadapi potensi bahaya susulan, BPBD telah meminta warga untuk tetap waspada. Banjir terjadi di saat hujan lebat mengguyur kawasan itu pada Selasa malam (28/6), pukul 23.00 waktu setempat hingga Minggu pagi (3/7/2022).
Peringatan dini cuaca pada esok hari menyebutkan Provinsi Nusa Tenggara Timur berpeluang hujan lebat yang disertai petir atau kilat dan angin kencang. Sedangkan pada pantauan pada lingkup lebih kecil, yaitu pada lima kecamatan terdampak di Kabupaten Malaka, berpeluang berawan tebal hingga hujan ringan. Pada wilayah Nagekeo, prakiraan cuaca menunjukkan potensi hujan ringan hingga sedang pada wilayah terdampak.
Merespons prakiraan cuaca tersebut, BNPB mengimbau warga untuk tetap waspada dan siap siaga. Pemerintah daerah hingga tingkat desa diharapkan berperan aktif untuk menyampaikan informasi cuaca maupun kesiapsiagaan sehingga dampak bencana dapat dicegah dan dihindari. Menghadapi potensi banjir, warga dapat mempersiapkan tas siaga bencana atau pun mempersiapkan rencana kesiapsiagaan keluarga, seperti rute evakuasi aman, antisipasi bahaya tersengat listrik atau pun jalur komunikasi apabila membutuhkan evakuasi. Jika terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari 1 jam, masyarakat di daerah sepanjang aliran sungai atau daerah dengan kelerengan curam agar berinisiatif untuk evakuasi mandiri. M-006