MENITINI.COM-Hingga Selasa (6/62023), Sekitar 100 jenazah korban kecelakaan kereta api di India belum dapat dikenali karena tidak ada teman dekat atau kelaurga yanga datang mencari mereka. Hal tersebut diungkapkan Direktur Kesehatan Odisha, Bijay Kumar Mohapatra.
Melansir laporan Reuters, Mohapatra mengatakan, jenazah tidak dapat diotopsi jika belum mendapat izin keluarga. Otopsi juga tidak bisa dilakukan pada mayat berumur lebih dari empat hari. “Pihak berwenang mencoba mencari wadah es untuk membantu mengawetkan jenazah,” ungkapnya.
Di rumah sakit terbesar ibu kota negara bagian Bhubaneswar, All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), layar televisi besar menampilkan gambar korban tewas untuk memudahkan kerabat yang mencari mereka.
Tabrakan hebat kereta api penumpang terjadi di Odisha, India pada Jumat (2/6/2023). Dua kereta ekspres dan satu kereta barang bertabrakan. Coromandel Express melaju kencang dengan kecepatan 128 kph, bertabrakan dengan Howrah Superfast Express yang bergerak ke utara antara kota Bengaluru dan Howrah dengan kecepatan 126 kph.
Kedua kereta itu kemudian terguling di dekat stasiun Bahanaga di distrik Balasore Odisha sekitar pukul 7 malam. Sebuah kereta barang yang berada di jalur sebelahnya, ikut terempas, lalu terbalik. *
- Editor: Daton