“Oleh karena itu, suka atau tidak suka kita akan keras menanggapi soal seperti ini. Kalau mau evaluasi, evaluasi semua saja, untuk masyarakat tidak usah ragu-ragu, kalau buat rakyat saya tidak takut, mau dipecat tidak ada urusan,” tegasnya.
Di tempat sama, anggota Komisi IV Andi Munaswir mengakui persoalan di RSUD Haulussy tidak ada habisnya, belum selesai persoalan mutasi empat dokter ke RSUD Ishak Umarella, Tulehu, muncul lagi penelantaran pasien.
“Persoalan di RSUD Haulussy seperti sinetron di televisi yang tidak ada habisnya, tetapi besambung terus. Kemarin mutasi empat dokter Umarela, dimana dalam kata akhir fraksi pada sidang paripurna penetapan APBD, seluruh fraksi meminta dikembalikan. Tetapi ada lagi berita baru pasien ditelantarkan, karena dokternya tidak bisa mengabadi karena SK yang dikeluarkan direktur tidak ada nama dokter tersebut, sehingga tidak bisa mengabdi karena mengabdi berdasarkan surat penugasan, contohnya dr. Jantung Zulkarnain Kadis Kesehatan, satu-satunya dokter jantung organik tidak ada namanya,” bebernya.
Kata Andi, persoalan yang terjadi RSUD Haulussy sangat kursial, karena kalau dokter tidak dihargai atau tidak diberi tugas, pasti akan kabur, paling dekat Rumah Sakit Siloam yang memiliki manajemen bagus. Namun jika dibiarkan terus menerus lama kelamaan RSUD haulussy tutup.
“Persoalan tidak habis-habis, sebagai wakil rakyat, harapan masyarakat kita bisa menyuarakan hal ini, agar kedepan tidak terjadi hal-hal seperti ini,” ingatnya. (M-009)