DENPASAR, MENITINI.COM- Sebanyak seribu pekerja migran asal Bali yang bekerja di kapal pesiar, dikabarkan tiba di Bali tanggal 16 April 2020 menggunakan kapal pesiar, dan sandar di Pelabuhan Benoa. Pahlawan devisa itu terpaksa pulang ke Bali menggunakan kapal pesiar karena sulitnya mencari penerbangan yang kebanyakan tutup akibat Covid-19.
Informasi itu disampaikan sumber POS BALI yang bertetangga dengan orang tua pekerja migran yang anaknya ada di kapal tersebut. “Informasi ini disampaikan tetangga saya di Tabanan. Katanya, dua anaknya di kapal pesiar saat ini sudah dalam perjalanan. Dan sekarang sudah bertolak dari Australia,” kata sumber sembari mewanti-wanti namanya agar tidak ditulis, Selasa (7/4/2020).
“Dari 1000 orang itu, 200 orang asal Karangasem. Memang mereka mengantongi surat kesehatan dari tenaga medis di negara tempat mereka bekerja,”katanya
Saaf dikonfirmasi, CEO Pelabuhan Benoa, Wayan Eka Saputra mengatakan, pihaknya belum mendapat informasi terkait kedatangan kapal tersebut. “Saya belum dapat informasi akan hal ini. Semoga semuanya sehat-sehat. Memang belum dapat informasi soal ini,”tulisnya melalui pesan singkat whasapp.
Sementara sumber terpercaya dari asosiasi kapal menyebutkan, jumlah pekerja kapal pesiar asal Bali mencapai 22 ribu orang, dan telah pulang sebanyak 8 ribuan. “Untuk kepulangan 1000 pelaut itu, informasinya akan dibawa ke Batam. Kemungkinan akan dikarantina di sana,” sebutnya sembari mengingatkan namanya tidak ditulis.
Call center Gugus Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali saat dikonfirmasi terkait informasi tersebut mengatakan, sesuai dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Bali hanya Pekerja Migran Indonesai (PMI) yang datang atau melintasi 11 negara terjangkit saja yang akan dilakukan rapid test di bandara. “Untuk yang di luar itu tetap melakukan karantina mandiri selama 14 hari,” tulisnya melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa (7/4/2020).
Dikatakannya, setiap pekerja migran yang datang akan dilakukan pemeriksaan, baik screening dengan pengecekan standar kondisi suhu tubuh. “Untuk yang normal tetap melakukan karantina mandiri dan melapor ke satgas di desa mereka tinggal, sedangkan yang ada gejala akan diarahkan untuk rapid test,”katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali, IB Ngurah Arda saat dihubungi mengaku belum mendapat informasi tersebut. “Tyang durung dapat info tentang kedatangan itu, informasi dari siapa niki?” tanya Kadis.
Saat disampaikan bahwa informasi tersebut langsung dari orangtua pekerja migran, pihaknya mempersilahkan bertanya kepada Kadis Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta. “Tyang durung wenten info nike, coba hubungi Kadishub Pak Samsi,” lemparnya.
Kadishub saat dikonrfirmasi mengatakan belum mendapatkan informasi tersebut. “Biasanya kalau ada pesiar yang tambat ataupun bersandar, mereka akan lapor ke pusat dan pusat yang menentukan di mana mereka akan berlabuh. Jika di Bali pasti kita dibertahukan,” ungkapnya.
Samsi juga menambahkan, seandainya informasi itu benar, maka pihaknya telah siap menangani para pekerja migran tersebut. Menurutnya, penanganan di kapal pesiar cenderung lebih mudah, karena ada kamarnya masing-masing. “PMI yang bekerja di sektor kapal pesiar atau Anak Buah Kapal (ABK) kesehatannya terus dipantau dengan baik oleh perusahaan kapal itu sendiri,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali, I Dewa Putu Susila mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi terkait kedatangan para ABK tersebut. “Sekecil apapun informasi tentang kepulangan pelaut, kami langsung tindaklanjuti dengan bersurat langsung ke Kementerian Luar Negeri dan berkoordinasi dengan pihak terkait, Syahbandar maupun Gugus Percepatan Penanggulangan Covid-19. Karena KPI juga masuk ke sana,” ungkapnya. (POS BALI.ID)
Artikel ini telah tayang di Pos Bali dengan judul Sudah Bertolak Dari Australia Seribu Pekerja Migran Bali Bakal Tiba di Pelabuhan Benoa