NUSADUA,MENITINI.COM Masyarakat, pelaku wisata bahari, nelayan diimbau waspada, karena gelombang tinggi di perairan Bali Selatan mencapai. 2-3,5 meter.
Dari peringatan dini gelombang tinggi yang dirilis BMKG, tingginya gelombang tersebut berlangsung selam dua hari yaitu 17-18 September.Â
Mencermati informasi tersebut pengelola kawasan Nusa Dua sejak Sabtu (14/9) menutup ujung selatan waterblow. Penutupan ujung ekor pulau peninsula tersebut dilakukan sebagai upaya antisipasi terjadinya kecelakaan wisatawan saat menonton waterblow dari jarak dekat.
“Memang terjadi peningkatan blow up, tapi tidak seekstrim tahun lalu. Blow up itu rata-rata mencapai 5 meter, frekuensinya makin siang makin sering. Itu biasanya terjadi mulai jam 10 pagi sampai puncak jam 2 siang, setelah itu reda lagi,”kata Kepala Divisi Operasional The Nusa Dua BTDC, Made Pariwijaya, Kamis (19/9/2019)
Ketika gelombang pasang mencapai 2,5 meter memang intensitas frekuensi blow up sering terjadi. Memang kejadian itu sangat menarik untuk dilihat dan diabadikan. Tapi pihaknya menutup akses menuju ke ujung waterblow. Pengunjung hanya d diperkenankan masuk menonton blowup dari dek pantau yang disediakan, dengan jarak aman.
Penutupan itu dilakukan tergantung dari informasi yang didapat dari BMKG. “Informasi dari BMKG, gelombang tinggi itu terjadi dari tanggal 14 September. Biasanya kondisi itu berlangsung selama 4 hari, mungkin besok reda,”ujarnya.
Selama penutupan akses menuju ujung Pulau Peninsula, pihaknya mengaku menempatkan personil di lapangan.
Selain melakukan himbauan, mereka juga selalu mengupdate informasi perkembangan blow up.
Update tersebut dilakukan di jam rawan aktifitas blow up, yaitu jam 10 pagi, jam 2 siang dan sore hari. “Karakteristik gelombang di waterlow itu biasanya 4 hari sebelum purnama dan 4 hari setelah purnama itu pasti tinggi,”ujarnya poll