Jumat, 22 November, 2024

Bulan Kesadaran PPOK, Kenali Faktanya!

Kenali fakta PPOK (source:pexels)

DENPASAR,MENITINI.COM – Bulan November adalah bulan kesadaran penyakit paru obstruktif kronis. Penyakit yang biasa disingkat PPOK adalah sekelompok penyakit pernapasan yang merusak paru-paru dan memburuk seiring berjalannya waktu. PPOK berawal dari terhalangnya saluran napas sehingga membuat sulit bernapas dan merusak fungsi paru itu sendiri. Walaupun namanya kronis, ternyata kejadiannya tidak melulu pada populasi usia tua dan perokok lho. Bahkan, banyak sekali penderita yang tidak menyadari kondisinya sebelum keluhan mulai memberat. Sayangnya, PPOK tidak dapat disembuhkan dan pengobatan hanya untuk mengelola kondisi saja supaya kualitas hidup tetap baik. Mari kita simak fakta-fakta berikut!

PPOK berdasar Usia & Jenis Kelamin

PPOK pada awalnya lebih umum terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas dan lebih banyak menyerang wanita. Seiring bertambahnya usia, tingkat kerusakan paru-paru terakumulasi akibat merokok, polusi udara, dan bahan kimia lainnya. Pada tahun 2018, jumlah wanita penderita PPOK hampir dua kali lipat dibandingkan pria. Namun, lebih sedikit pria memperoleh diagnosis PPOK jenis emfisema.

Meskipun alasan pasti mengapa tingkat PPOK lebih tinggi secara keseluruhan pada wanita tidak diketahui, ada beberapa faktor yang dapat berperan. Faktor pertama, walau perokok wanita aktif jumlahnya lebih kecil, namun wanita adalah perokok pasif terbesar. Kedua, wanita memiliki gejala yang berbeda dan nampak lebih gawat, sehingga lebih tanggap untuk check-up. Ketiga, wanita dapat terkena PPOK pada usia lebih dini walau hanya melalui paparan asap rokok dalam jumlah sedikit. Pada penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa betina memberikan respons yang berbeda terhadap racun asap rokok. Keterkaitan hal ini dengan esterogen masih perlu penelitian lebih lanjut.

Penyebab & Faktor Resiko

Penyebab utama PPOK adalah terhirupnya zat yang mengiritasi jaringan paru-paru. Zat ini sebagian besar masuk ke dalam saluran napas akibat polusi dan asap rokok. Paparan dalam jangka panjang meningkatkan risiko dan mortalitas di kemudian hari. Faktor risiko yang paling potensial antara lain:

  • Merokok
  • Polusi udara, asap rokok, debu, asap, dan bahan kimia
  • Defisiensi protein alfa-1 yang melindungi paru-paru
  • Marker genetik tertentu (masih dalam penelitian)

Angka Kematian Akibat PPOK

Pada tahun 2019, 36,9 dari 100.000 orang di Amerika Serikat meninggal akibat PPOK. Angka ini mencakup semua etnis, jenis kelamin, dan usia. Angka kematian terus meningkat dari tahun 1999 hingga tahun 2019. Pada tahun 1999, 57 per 100.000 pria meninggal karena PPOK, dan angka ini menurun menjadi 40,5 per 100.000 pada tahun 2019. Namun, angka kematian pada wanita tetap stabil, yaitu sekitar 35 per 100.000 orang.

Secara keseluruhan, populasi wanita lebih banyak yang meninggal karena jumlah kasus pada wanita terdeteksi lebih banyak. Namun dari segi kasus keseluruhan, populasi pria meninggal lebih cepat. Angka kematian ini juga berbeda-beda menurut etnis. Populasi kulit putih lebih mungkin meninggal lebih dini dibandingkan orang kulit berwarna.

Skrining dan Deteksi Dini

Skrining untuk PPOK sebenarnya tidak urgent kecuali Anda mengalami gejala. Hal ini dikarenakan, banyaknya gejala yang akan terdeteksi saat fase akut dan saat fase itu usai, gejala juga menghilang atau kabur. Jika Anda termasuk yang bergejala, laporkan pada tenaga kesehatan terdekat supaya Anda terdaftar dalam skrining resiko.

Metode skrining dan deteksi dini meliputi pemeriksaan fisik paru. Selanjutnya, dokter akan mengukur fungsi paru menggunakan alat spirometer. Saat ini spirometer sudah canggih dan dapat langsung terbaca interpretasi dari pola nafas Anda. Dari situ akan terlihat apakah fungsi paru dan pola nafas Anda masih normal atau ada gangguan yang mengarah pada PPOK. Pemeriksaan berikutnya adalah rontgen dada dan analisis gas darah.

Walau tidak dapat sembuh, PPOK adalah penyakit yang dapat dikontrol. Berbagai perawatan tersedia untuk membantu mengelola kekambuhan, mulai dari terapi obat maupun fisioterapi dada. Namun, yang paling penting adalah perubahan gaya hidup. Mulai berhenti merokok dan menghindari paparan bahan kimia berbahaya, berpotensi mengurangi derajat kerusakan pada paru-paru Anda. (M-010)