JAKARTA, MENITINI.COM Catatan akhir tahun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 2.925 bencana alam sepanjang tahun 2020. Banjir menjadi bencana alam dengan jumlah terbanyak.
Data ini dihitung sejak tanggal 1 Januari sampai 29 Desember 2020. Data yang dihimpun BNPB, bencana yang terjadi di sepanjang 2020 tersebut didominasi dengan bencana alam hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Dari jumlah kejadian bencana tersebut, bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin puting beliung masih dominan pada tahun ini,” kata Kepala BNPB Doni Monardo dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (29/12/2020).
Berdasarkan rincian data bencana hidrometeorologi, kejadian banjir telah terjadi hingga sebanyak 1.065 kejadian di tahun 2020.
Kemudian bencana yang disebabkan oleh angin puting beliung telah terjadi sebanyak 873 dan tanah longsor 572 kejadian.
Selanjutnya untuk karhutla telah terjadi sebanyak 326, gelombang pasang dan abrasi 36 kejadian dan kekeringan terjadi sebanyak 29 kejadian di Tanah Air.
Sedangkan untuk jenis bencana geologi dan vulkanologi, kejadian bencana gempa bumi telah terjadi sebanyak 16 kali dan 7 kejadian peristiwa erupsi gunung api. “Gempa bumi 16 kejadian, erupsi gunung api 7 kejadian,” kata Doni.
Lebih lanjut, dari total keseluruhan kejadian di sepanjang tahun 2020, Doni menyebut bahwa korban meninggal dunia akibat dampak bencana alam sebanyak 370 jiwa, 39 orang yang hilang dan 536 jiwa luka-luka. “Dampak korban meninggal mencapai 370 jiwa. Hilang 39 orang, luka-luka 536 orang,” kata Doni.
BNPB juga mencatat musibah karhutla menurun. Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan kasus karhutla di Tanah Air menurun di sepanjang tahun 2020 .
Adapun menurut data BNPB per November 2020, luas cakupan wilayah karhutla pada tahun ini adalah mencapai mendekati 300 ribu hektar atau menurun hingga 81 persen apabila dibandingkan dengan tahun lalu yakni 1,6 juta hektar luas wilayah yang terbakar.
Oleh sebab itu, Doni memberikan apresiasi kepada beberapa wilayah yang selama ini dinilai mengalami kejadian karhutla seperti Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, karena dinilai mampu meminimalisir terjadinya potensi bencana karhutla.
“Menjadi capaian yang patut kita apresiasi khusususnya kepada daerah yang selama ini mengalami karhutla dengan intensitas yang cukup tinggi,” kata Doni.
“Tahun ini kebakaran hutan dan lahan mencapai mendekati 300 ribu hektar. Jumlah yang jauh berkurang dibandingkan pada tahun 2019 yang lalu di mana karhutla mencapai hampir 1,6 juta hektar,” imbuhnya.
Doni berharap agar kolaborasi penanganan dan pengendalian karhutla bersama seluruh komponen terkait dapat dipertahankan dan semakin baik untuk tahun-tahun selanjutnya.
“Upaya keberhasilan kita dalam menekan karhutla tahun ini bisa kita pertahankan dj tahun-tahun mendatang,” tutup Doni Monardo M-71/lex/dom