Sabtu, 23 November, 2024

Cuaca Ekstrim, Ombudsman Bali Cek Kesiapsiagaan Pelayanan BPBD

Kepala Ombudsman Bali saat sidak ke Kantor BPBD
Kepala Ombudsman Bali saat sidak ke Kantor BPBD. (Foto: Menitini/M-006)

DENPASAR, MENITINI.COM-Cuaca ekstrim berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda Provinsi Bali belakangan ini memicu terjadinya pohon tumbang di mana-mana. Bahkan, BPBD Bali mencatat satu orang pengendara mobil meninggal dunia akibat tertimpa pohon saat berkendara di Jalan Sudirman, Denpasar dua hari lalu.

Selain itu, di beberapa tempat beberapa pohon dilaporkan tumbang akibat angin kencang yang terus terjadi sepekan terakhir. Kondisi ini tentu saja membuat masyarakat khawatir dan was-was. 

Menyikapi hal tersebut, Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali mengambil langkah cepat dengan melakukan pengawasan dan pengecekan langsung terhadap kesiapsiagaan BPBD Provinsi Bali dan BPBD Kota Denpasar pada Selasa (27/12/22). Hal ini dilakukan untuk memastikan pelayanan publik terhadap para korban bencana dan masyarakat secara umum, bisa berjalan sesuai harapan. Juga apa langkah untuk mengantisipasi bencana yang terus terjadi.

Kepala Perwakilan Ombudsman RI Bali, Ni Nyoman Sri Widhiyanti dalam kunjungannya ke Kantor BPBD Provinsi Bali diterima langsung oleh Kepala Pelaksana,  I Made Rentin. Pada kesempatan itu, Sri Widhiyanti menyampaikan, pihaknya ingin memastikan sejauh mana kesiapan BPBD dalam menghadapi cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini. Ombudsman Bali ingin melakukan pengecekan langsung kesiapan sarana, prasarana serta tim rescue BPBD.

“Kita sudah cek kesiapan BPBD Provinsi Bali. Tim penanggulangan bencana dan sarana prasarananya sudah siap dan standby. Mereka juga sudah melakukan beberapa persiapan lain. Salah satunya membangun Posko Bencana di markas Kantor BPBD guna merespon cepat jika sewaktu-waktu terjadi bencana,” ujarnya di Denpasar, Selasa (27/12/2022).

Sri Widhiyanti juga melakukan pengecekan terhadap bantuan tanggap bencana mulai dari sembako hingga ketersediaan armada ambulan. Selain itu, juga melakukan supervisi ke ruangan IT BPBD untuk memastikan kesiapan teamwork yang memantau perkembangan cuaca dan deteksi dini bencana. “Kita bisa melihat semangat tim BPBD Bali dalam merespon peristiwa kebencanaan dan kesiapan terhadap adanya potensi bencana. Kami juga sudah melihat teknologi yang digunakan sudah sangat baik, namun bagaimanapun informasi terkait kebencanaan ini bisa dilakukan sesuai SOP dan cepat disampaikan kepada masyarakat,” pesannya. 

Meski demikian, Sri Widhiyanti berharap agar BPBD Provinsi Bali tetap intens melakukan sosialisasi kebencanaan dalam rangka mengedukasi masyarakat agar tidak panik ketika terjadi bencana sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan dengan kondisi tersebut. 

“Semoga BPBD tetap melaksankaan kegiatan kesiapsiagaan bencana sesuai SOP. Kami hanya ingin beri masukan terkait kewaspadaan terhadap masyarakat dengan melakukan edukasi potensi bencana yang terjadi agar masyarakat bisa hidup berdampingan dengan bencana karena daerah kita rawan bencana,” tegasnya.

Sri juga berharap agar Pemerintah Provinsi Bali memperhatikan status para tim kesiapsiagaan bencana BPBD Bali yang didominasi non PNS dan pegawai kontrak. Termasuk juga pembagian anggaran untuk BPBD yang dialokasikan sebanyak dua persen dari APBN maupun APBD. “Memang SDM yang masih terbatas, tetapi ini sudah disiasati oleh kepala BPBD sehingga sejauh ini bukan menjadi kendala. Semoga tim ini bisa melakukan konsolidasi untuk berkoordinasi dengan BPBD kabupaten kota, sehingga pelayanan terhadap kebencanaan benar-benar baik dan terarah,” tandasnya.  

Usia melakukan pengecekan pada BPBD Provinsi Bali, Kepala Perwakilan Ombudsman Bali bergeser ke Kantor BPBD Kota Denpasar dan diterima langsung oleh Kepala Pelaksana, Ida Bagus Joni Ariwibawa. Dalam pertemuan itu, Kepala Perwakilan Ombudsman Bali melakukan pengecekan terhadap kesiapan tim dan sarpras. Selain itu, Sri Widhiyanti juga meminta BPBD Denpasar untuk terus mengupdate informasi kebencanaan di website dan media social.

“Kita sudah cek kesiapan tim penanganan bencana dan perlengkapan, semuanya sudah terpenuhi. Ada tujuh unit ambulan dan tim penanganan bencana mencapai 300 orang. Kita berharap agar BPBD Denpasar segera melakukan edukasi dan evaluasi tentang bencana demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkasnya. M-006