Jumat, 22 November, 2024

Cukupi Kebutuhan Protein Hewani Untuk Generasi Indonesia Berkualitas

Protein Hewani.
Protein Hewani. (Foto: astronauts.id)

DENPASAR,MENITINI.COM-Setiap tanggal 25 Januari, diperingati Hari Gizi Nasional dengaan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pemenuhan gizi seimbang. Pada Hari Gizi Nasional ke-63 yang jatuh tahun ini, Kementerian Kesehatan mengangkat tema “Protein Hewani cegah Stunting”. Ayo kita cari tahu apa maksudnya.

Pemerintah menargetkan Penurunan Prevalensi Stunting

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang menimbulkan masalah pada pertumbuhan dimana tinggi badan anak lebih rendah (pendek) dari rata-rata anak seusianya. Permasalahan yang timbul tidak sebatas dari perawakan fisik namun juga dapat berimbas pada rendahnya kemampuan belajar anak, risiko keterbelakangan mental dan penyakit kronis dikemudian hari.

Kementerian Kesehatan melaporkan prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 21,6%. Nilai ini masih jauh dari target pemerintah, yakni dibawah 14%. Sehingga masih perlu kerjasama banyak pihak untuk turut aktif menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

Perbaikan Gizi melalui konsumsi Protein Hewani

Masalah stunting bisa diatasi dengan melakukan berbagai cara pencegahan, salah satunya adalah dengan memenuhi ketercukupan gizi selama masa kehamilan, menyusui, dan usia balita. Studi yang dilakukan oleh Headey et.al (2018) menyatakan bahwa ada korelasi yang signifikan antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada balita usia 6-23 bulan, serta menunjukkan konsumsi pangan berasal dari protein hewani lebih dari satu jenis lebih menguntungkan daripada konsumsi satu jenis pangan hewani. Kebutuhan protein anak tergantung jenis kelamin, umur, serta aktivitas hariannya. Secara umum, kebutuhan protein yang harus dipenuhi anak setiap hari sebagai berikut :

  • Usia 0-6 bulan: 12 gram (g) per hari
  • Usia 7-11 bulan: 18 g per hari
  • Usia 1-3 tahun: 26 g per hari

Selama kehamilan protein juga merupakan salah satu nutrisi penting yang harus dipenuhi. Protein dibutuhkan untuk membentuk sel dan jaringan tubuh, memperkuat tulang dan otot, sumber energi, hingga membentuk enzim dan hormon dalam tubuh. Tak cuma itu saja, protein juga berperan vital dalam pembentukan antibodi atau sistem imun, agar tidak mudah terserang infeksi bakteri atau virus. Ibu hamil perlu mengonsumsi sekitar 70 hingga 100 gram protein setiap hari, tergantung pada berat badan dan trimester kehamilan. Protein hewani dapat diperoleh dari telur, ikan, udang, cumi, kerang, daging, ikan, dan susu.

Perbaiki masalah di Hulu, bukan menunggu di hilir

dr. Putu Anindia Sekarningrum, Sp.A dalam Inhouse training Bhakti Rahayu menyampaikan agar orang tua tidak menunggu anaknya stunting dulu baru memeriksakan ke dokter. Stunting adalah hasil akhir. Sebelum menjadi stunting selalu diawali dengan berat badan balita tidak naik, atau malah turun. Sekali tidak naik, sebaiknya segera dilakukan konsultasi kepada tenaga medis karena hal itu masih memungkinkan 90% untuk anak kembali ke kondisi normal. Cara intervensinya jangan di hilir karena itu sudah terlambat, namun dimulai dari hulu. Menimbang berat badan dan tinggi badan secara rutin setiap bulan dapat menjadi scrining awal, mencegah risiko stunting. Disertai pula upaya pemenuhan gizi seimbang, khususnya jenis protein hewani dalam menu keluarga. (dr. Eka)

  • Editor: DRL