Jumat, 22 November, 2024

Curah Hujan Diprediksi Menguat hingga 2 Januari 2023, Begini Analisis BMKG

Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem. (Foto: Shutterstock/James Thew)

JAKARTA,MENITINI.COM-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan cuaca hari ini sesuai dengan prediksi pada 21 Desember lalu yakni adanya empat fenonema yang memicu terjadinya cuaca ekstrem.

“Kenapa perlu kami keluarkan rilis karena sejak saat itu tanggal 21 Desember yang lalu, terdeteksi minimal ada 4 fenomena di atmosfer atau fenomena yang menunjukkan sinyal menuju ke ekstrem yang terjadi bersamaan, saling menguatkan, untuk itu kami sampaikan peringatan dini yang pertama 21 Desember yang lalu potensi cuaca ekstrem selama Natal dan Tahun Baru, hari ini 27 Desember kami evaluasi ternyata prediksi atau prakiraan tersebut konsisten atau sesuai dengan kejadian yang ada, dan bahkan sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru yang tentunya dapat berpengaruh pada dinamika cuaca yang ada di Indonesia,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa (27/12/2022) seperti dikutip Detik.com.

Prediksi cuaca ekstrem akan terus terjadi hingga 2 Januari 2023, kata Dwikorita. Pemicu cuaca ekstrem itu adalah fenomena monsun asia, fenomena seruak udara dingin, dan aliran lintas ekuator.

“Kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan, jadi mulai hari ini hingga 2 Januari,” jelasnya.
“Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut antara lain masih sama dengan 21 Desember, namun intensitasnya semakin menguat yaitu monsun asia yang beberapa hari terakhir, jadi monsun asia ini disertai dengan adanya seruakan udara dingin yang berasal dari dataran tinggi tibet di Asia, dan juga fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif karena tadi ada 3 fenomena ya, monsun asia, seruak udara dingin, dan aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan selatan,” sambungnya.

Dwikorita menjelaskan dampak dari munculnya seruakan udara dingin dapat meningkatkan curah hujan di wilayah barat Indonesia apabila disertai dengan arus lintas ekuatorial.

“Mengindikasikan bahwa aliran masa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator, dampak seruakan udara dingin dari asia yang disertai arus ekuatorial dapat berdampak secara langsung pada peningkatan curah hujan dan kecepatan angin di bagian selatan ekuator,” jelasnya. Menurutnya, prediksi cuaca yang dirilis 21 Desember 2022 lalu sesuai dengan kejadian saat ini. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan angin tinggi yang sudah terjadi dan mencapai lebih dari 40 knots. (M-003)

Sumber: Detik.com

Editor: Daton