Minggu, 26 Januari, 2025

Dampak Pidato Trump Terhadap Ekonomi di Bali

Donald Trump (Foto: Net)

DENPASAR, MENITINI.COM- Pada Senin 20 Januari lalu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dilantik. Dalam pidato pelantikannya, Trump tampaknya fokus pada kebijakan “America First” yang mengindikasikan pendekatan proteksionis dengan memprioritaskan kepentingan domestik dalam negerinya.


Kebijakan tersebut bisa saja membawa konsekuensi signifikan bagi perdagangan internasional, terutama bagi negara-negara yang memiliki hubungan dagang erat dengan Amerika Serikat.


Bagi Indonesia, dampak yang paling terasa adalah pada sektor ekspor. Amerika Serikat merupakan salah satu mitra dagang utama dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai sekitar USD 37 miliar.


Produk unggulan seperti tekstil, elektronik, dan komoditas agrikultur menghadapi risiko terkena tarif tinggi yang diberlakukan oleh administrasi Trump.

BACA JUGA:  Dapat Ucapan Selamat dari De Gadjah, Begini Respon Koster


“Bali, sebagai salah satu provinsi yang mengandalkan produk kerajinan tangan dan kopi sebagai komoditas ekspor, juga akan terpengaruh. Penurunan permintaan dari pasar Amerika Serikat akan merugikan pelaku usaha kecil dan menengah yang bergantung pada ekspor,” ungkap Dekan FEB Undiknas Denpasar, Prof.Dr.Ida Bagus Raka Suardana,SE.,MM., pada Rabu (22/1/2025).


Pasar finansial global juga sangat sensitif terhadap pidato Trump, yang sering kali memicu volatilitas.
Kebijakan yang dianggap proteksionis dapat mendorong investor global untuk menarik modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia.


Hal ini berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang pada gilirannya akan meningkatkan biaya impor.


“Bali, yang sangat bergantung pada sektor pariwisata, tentu bisa mengalami penurunan jumlah wisatawan mancanegara, terutama dari Amerika Serikat, jika daya beli mereka tertekan oleh kebijakan domestik Trump,” jelasnya.

BACA JUGA:  Pembebasan Lahan JLS Selesai, Dana Cair 20 Desember, Ini Jumlah Aggaran Dari APBD Badung


Di sisi investasi, kebijakan Trump yang menarik perusahaan Amerika kembali ke dalam negeri dapat mengurangi aliran investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia.


Ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah Indonesia yang tengah berupaya menarik investasi untuk mendukung pembangunan infrastruktur.


“Bali, sebagai tujuan investasi di sektor properti dan pariwisata, juga akan menghadapi situasi sulit jika investor mengalihkan fokus mereka ke pasar domestik Amerika Serikat,” imbuhnya.


Untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia dan Bali perlu mengambil langkah strategis.
Salah satu solusi adalah diversifikasi pasar ekspor, yakni Indonesia dapat memperkuat hubungan dagang dengan negara-negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah, sehingga tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat.

BACA JUGA:  Pelantikan Presiden Terpilih AS Donald Trump


Peningkatan daya saing produk melalui inovasi dan kualitas juga menjadi kunci untuk menjaga eksistensi di pasar global. Pemerintah perlu memastikan stabilitas makroekonomi dengan memperkuat cadangan devisa mengantisipasi gejolak nilai tukar.


Kebijakan moneter yang fleksibel dan fiskal yang responsif dapat membantu menjaga daya beli masyarakat.


Di Bali, diversifikasi pasar wisatawan dengan fokus pada wisatawan Asia dan domestik dapat menjadi solusi untuk menjaga stabilitas sektor pariwisata. M-003

  • Editor: Daton