Selasa, 26 November, 2024

Diduga Berangkat Ilegal, Gadis Asal Bangli Bali Terlantar di Turki

Seorang gadis asal Bangli sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Turkey
Seorang gadis asal Bangli sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Turkey. (foto: ist)

DENPASAR, MENITINI.COM-Seorang gadis asal Banjar Tegal, Desa Bebalang, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Bali, bernama I Gusti Ayu Vira Wijayantri saat ini terlantar di Turki. Gadis berusia 23 tahun ini nekad bekerja di Turki menjadi seorang terapis Spa.

Melalui pesan WhatsApp dengan media ini, Vira meminta bantuan agar dia bisa kembali ke Bali, Indonesia untuk berkumpul kembali dengan keluarganya. Saat ini dirinya dalam kondisi sakit yang cukup parah, dan hanya dibantu oleh salah satu bos yang menampungnya setelah kabur dari bos pertama dan bos kedua tempat dia bekerja. Saat ini dirinya hanya bertahan di Turki, tepatnya di Mahmutlar, Sarihasanli Cd. 32, 07460, Alanya/Antalya, Turkey.

Saat dikonfirmasi, Vira mengisahkan asal mula keputusan untuk pergi kerja keluar negeri. Saat itu di Mei 2020, ayahnya saya jatuh sakit diakibatkan karena kanker tulang. Butuh banyak uang untuk pengobatan. Keluarga mencari biaya untuk rumah sakit. “Kebetulan waktu itu adik saya pacaran dengan anaknya ibu Anak Agung Raka Murtini atau yang dikenal dengan sapaan Bu Gung.

Dari situ saya awal mengenal Bu Gung, dan bu Gung mengajak saya untuk ikut pelatihan SPA di Bali Widya Padmi International SPA School, di Jln.By Pass Ngurah Rai Gg. Sehati No. 18, Denpasar- Bali. HP. 085237877031. Sekolah SPA tersebut milik ibu Anak Agung Raka Murtini dengan janji beberapa bulan kemudian saya di berangkatkan ke Turky dengan diiming-imingi akan mendapatkan gajih besar agar bisa membayar hutang dan biaya pengobatan bapak saya,” ujarnya.

Setelah 5 bulan mengikuti pelatihan, pada bulan Oktober ayahnya yang memang sudah sakit akhirnya meninggal dunia. Karena ayahnya sudah meningal dunia, gadis yang hanya tamat SMA ini akhirnya memutuskan untuk tidak lagi berangkat ke Turkey.

“Tetapi pada saat itu bu Gung tidak memberikan saya kesempatan untuk membatalkannya dengan alasan agar tetap berangkat, nanti uangnya untuk membiayai ibu dan adik, membayar hutang. Karena sedikit dipaksa dan diiming-imingi gaji yang besar, akhirnya saya melanjutkan untuk melakukan pelatihan,” ujarnya.

Setelah menunggu sangat lama dan sempat patah semangat akhirnya pada bulan Maret 2021 Vira dikabarkan akan berangkat pada bulan April akhir bulan. Ia keluar dari tempat kerja sebelumnya sejak awal April. Menjelang akhir April, ia mengurus surat-surat dan menandatangani kontrak. Saat tanda tangan kontrak, Ibu Agung menjelaskan jika gajinya mencapai Rp 12 juta, fasilitas penginapan dan makan minum. Ternyata faktanya jauh dari apa yangvafa dalam kontrak. Dalam kontrak tersebut, sudah ada point’ potong gaji untuk disetor ke Ibu Agung.

Kejanggalan lain adalah saat pengurusan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) pertengahan bulan April. “Saat mengurus KTKLN saya tidak diizinkan untuk berkata kalau saya berangkat melalui PT/agent Bu Gung. Saya tidak diizinkan untuk mengatakan alamat PT. dari Bu Gung ini, jika ditanya oleh petugas, yang sampai akhirnya pada hari itu kami gagal untuk mengurus KTKLN. Besoknya bu Gung datang membantu saya untuk mengurus KTKLN tapi dia mengatakan kalau saya adalah keponakannya yang ingin berangkat dan melakukan keberangkatan mandiri. Terjadi percakapan saat itu, saya mengerti sampai akhirnya saya harus membayar Rp 1juta untuk dilancarkan KTKLN -nya dan saya membayarnya,” ujarnya.