“Kalau dari sebelum pandemi, kami selalu menargetkan minimal naik 10 persen dari keikutsertaan sebelumnya. Tetapi ini adalah semacam test atau uji coba based line kita akan berapa,” kata Nia.
Nia Niscaya mengatakan sejak kebijakan karantina dihilangkan, permintaan penerbangan internasional meningkat. Hal ini menjadi indikator business demand pada ITB Berlin 2022 akan lebih giat.
“Dan ini bisa kita check kepada para pelaku dari appointment yang mereka dapat, artinya dari buyers itu ada minat dan kita bisa ada tolak ukur setelah event ini dengan questionnaire untuk menghitung berapa potensi transaksi dan berapa wisatawan yang akan hadir serta durasinya,” kata Nia.
Menparekraf berpesan kepada para peserta yang berpartisipasi agar tetap semangat, keep on selling paket maupun program yang akan membuka peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat di Bali.
“Karena kita harus menyusun kebangkitan bukan hanya recover together, recover stronger tapi recover better. Better ini caranya dengan tatanan ekonomi baru, seperti digitalisasi, pendekatan dengan keberpihakan UMKM, sustainability, dan juga quality,” kata Menparekraf.
Selain Digital Business Day ITB Berlin 2022, Kemenparekraf telah melaksanakan program lain untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, yaitu Exhibitor Presentation pada 9 – 10 Maret 2022. Setiap sesi Exhibitor Presentation para pembicara membahas topik yang berbeda, seperti ‘Indonesia Creative Tourism’ dan kesiapan Bali menyambut pengunjung internasional.