JAKARTA,MENITINI.COM– Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Kamis (30/06/2022) waktu setempat.
Putin menyambut dengan hangat Presiden Jokowi.. “Kami senang Anda ada di sini,” ujar Putin dalam pernyataan resmi Kremlin di situsnya, dikutip Jumat (01/07/2022).
Namun Putin sama sekali tidak menyinggung Ukraina dalam pernyataan persnya. Padahal Presiden membawa misi perdamaian untuk Rusia dan Ukraina.
Putin lebih menekankan kerja sama ekonomi antara Rusia dan Indonesia. Ia mengatakan Indonesia adalah mitra utama Rusia di Asia Pasifik dan pembicaraan dengan Jokowi pun dilakukan secara bisnis dan substantif.
“Tentu saja, kami fokus pada kerja sama perdagangan dan ekonomi, yang menunjukkan dinamika positif. Pada tahun 2021, misalnya, perdagangan bilateral tumbuh lebih dari 40% , dan naik lebih dari 65% dalam lima bulan pertama tahun ini. Dalam konteks ini, kedua belah pihak menyatakan minatnya untuk meningkatkan kerja Komisi Bersama Rusia-Indonesia untuk Kerjasama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik,” jelas Putin seperti seperti dikutip CNBC Indonesia.
“Peluang tambahan untuk membangun kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan dan meningkatnya jumlah pertukaran komersial antara negara kita membuka peluang baru,” katanya lagi.
“Kami sangat mementingkan menciptakan zona perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia. Kami berharap pembicaraan tentang rancangan perjanjian yang sesuai akan diadakan sebelum akhir tahun dan akan membuahkan hasil,” tambah Putin.
Kata Putin, hubungan kedua negara adalah bersifat konstruktif dan saling menguntungkan. Terus berkembang atas dasar tradisi persahabatan dan bantuan timbal balik yang telah berlangsung lama.
Ia juga mengatakan bagaimana banyak perusahaan Rusia termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Menurutnya ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional.
“Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian,” tambahnya.
Ia juga menyinggung banyak potensi kerjasama bisnis dalam pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik. Misalnya, Russian Railways yang menurutnya dapat mengambil bagian dalam mengimplementasikan inisiatif skala besar Indonesia untuk memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan.