BADUNG,MENITINI.COM-Direktur Operasional Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana (MGS) I Wayan Mustika mengatakan, dalam kegiatan produksi beras perusahaan mereka didampingi Tenaga Penjamin Mutu Prof. Arnawa, seorang ahli pertanian.
Di samping itu juga ada Tenaga Ahli Manajemen yang tugasnya mengecek dan memastikan kualitas dan kesediaan stok di RMU (Rice Milling Unit) atau Mesin Penyosohan Beras, sebelum beras dikirim ke pelanggan masing-masing atau ke Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkab Badung.
Ia menjelaskan perusahaannya sejak awal memiliki komitmen memproduksi beras dengan jaminan mutu terbaik. Makanya ada akademisi yang professional mendampingi dan tenaga ahli yang cakap, untuk selalu mengecek kualitas beras sebelum disebarkan ke pasaran.
Atas seizin Dirutnya, Mustika menjelaskan, setelah ada berita itu ia melakukan pengecekan kelapangan. Ternyata ditemui di sejumlah kantor Pemkab Badung bahwa beras yang dikirim bulan sebelumnya belum diambil pegawai yang berhak.
Sampai pengiriman baru, beras itu masih numpuk tergeletak di lantai kantor. “Masalahnya beras produksi kami adalah alami (natural), tanpa pengawet dan tidak menggunakan zat-zat kimia. Oleh karena itu, beras alami berpotensi cepat disenangi serangga atau kutuan. Kalau benar kualitasnya memburuk, mungkin saja akibat kutuan itu,” kata Mustika.
Ketika ditanya, mengapa ada staf pegawai tidak langsung membawa beras itu pulang? Mustika asal Desa Baha Mengwi itu menduga banyak pegawai yang senang makan di luar (apalagi masih bujangan), sehingga jatahnya dibiarkan begitu saja di kantor.
Namun, bagaimana pun sesuai dengan janji Dirut Perumda Pasar dan Pangan MGS Badung, perusahaan akan mengganti beras yang dilaporkan berkualitas buruk.
“Sesuai dengan perjanjian, jika dalam distribusi beras itu ada yang tidak layak, kami akan ganti,” tandas Mustika meniru janji Dirutnya Wayan Suryantara. (M-003)
- Editor: Daton