KARANGASEM, MENITINI.COM– Bangunan tempat kremasi di Banjar Pidpid Kelod, Desa Pidpid, Kecamatan Abang Karangasem ambruk diterjang angin kencang, Sabtu (8/2/2025). Dimana bangunan tersebut sudah mengalami ambruk dan kerusakan yang kedua kali.
Informasi di masyarakat, beberapa bulan lalu bangunan dengan rekontruksi semi Bali modern.
Bangunan ini berbentuk memanjang dengan konsep pilar (saka), kayu berlantai keramik beratap genteng ruang berisi (bale) sempat rusak akibat diterjang angin.
Warga menceritakan kerusakan sebelummya tidak separah kerusakaan saat ini karena ambruk dan beberapa bagiannya hancur berkeping.
Perbekel Desa Pidpid, I Wayan Gemuk ditemui, Minggu (9/2/2025) menjelaskan mengenai kondisi bangunan rusak di banjar Pidpid Kelod.
Ia mengatakan, bangunan tersebut rencana tempat melaksanakan Kremasi. Memang benar telah rusak.
Kerusakan diakibatkan angin kencang pada, Sabtu (8/2/2025) lalu.
Sejauh ini selaku perbekel sudah melakukan kordinasi ke pihak Keliang Bendesa Adat Kesimpar, Kecamatan Abang.
“Kerusakan kali ini yang kedua kalinya. Bahkan sekarang lebih parah dari yang sebelumnya. Beberapa bulan lalu rusak juga tapi ringan sempat diperbaiki tapi sekarang rusaknya lebih parah,”kata Wayan Gemuk.
Ia mengatakan, mengingat proyek tempat kremasi tersebut merupakan pengajuan dari pihak Desa Adat Kesimpar.
Tempat kremasi yang terdiri dari beberapa bangunan mulai dari tempat kremasi pengabenan hingga ngeroras itu, lumayan jumlah bangunannya.
” Nama bangunannya saya kurang tau, yang jelas ada tenpat untuk ngaben dan ngroroas,”jelasnya.
Wayan Gemuk menambahkan, harapan desa hanya bisa melakukan kordinasi kepada pihak terkait bagaimana solusi tindak lanjutnya.
“Saya selaku perbekel hanya berkordinasi ke Bendesa Adat saja. Lebih tepatnya dimana saat ini yang menjadi tanggung jawab utama yakni pemerintah daerah Kabupaten Karangasem,” ujar bta.
Dari kesepakatan sebelumnya dengan desa adat sudah ada MOU dengan pemerintah.
“Saya tidak mau menyanpaikan lebih detail mengenai hal tersebut mengingat kapasitas saya sebagai perbekel terbatas,” katanya.
“Mengenai anggarannya yang saya ketahui selaku perbekel proyek kremasi tersebut menggunakan anggaran kisaran 8 miliaran,” kata Wayan Gemuk.
Sementara Bendesa Adat Kesimpar I Wayan Kari Subali belum bisa memberikan tanggapan terkait kerusakan bangunan kremasi yang diterjang angin.
Bahkan beberapa prajuru desa adat yang terkenal vokal juga “sakit gigi” tidak mau memberikan tanggapan.
Ketika dikonfirmasi hanya mejawab, “Kami tidak berani memberikan keterangan sikahkan ke Pak Bendesanya langsung.” M-003
- Editor: Daton