BADUNG, MENITINI.COM-Besaran anggaran yang dipasang untuk membiayai program pengelolaan museum menjadi sorotan DPRD Badung. Dana yang dipasangan sebesar Rp 84,5 miliar pada Perubahan KUA-PPAS APBD Tahun Anggaran 2023 dinilai tidak wajar.
Setelah disorot, pemerintah pun tidak bisa mempertahankan besaran anggaran yang dipasang. Akhirnya anggaran itu pun diturunkan menjadi Rp 1,4 miliar.
Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa yang hadir dalam rapat mewakili Bupati Badung mengaku jika anggaran itu telah diturunkan. Penyesuaian itu setelah menyimak masukan dan pertimbangan dari dewan, program pengelolaan permuseuman dievaluasi dan direvisi.
Nilainya pun disesuaikan ke pagu awal tahun anggaran 2023 yaitu Rp 1,4 miliar lebih. “Dari segi substansi itu semua tetap berjalan. Jadi kita sesuaikan ke 1,4 miliar dari 84,5 miliar, karena responsif dan pertimbangan dari dewan. Sehingga kita butuh penyesuaian-penyesuaian,” ujarnya usai menghadiri penutupan Rapat Paripurna di Gedung DPRD Badung, Kamis (10/8/2023).
Lalu kemana anggaran sebesar Rp 83 miliar lebih digeser? Menurut Wabup Suiasa, anggaran bakal diarahkan ke kebijakan dan program yang lebih prioritas, termasuk yang bersifat mendesak. “Kita arahkan ke kebijakan-kebijakan yang lebih prioritas sesuai dengan masukan dan rekomendasi dari dewan. Nanti digeser ke berbagai kegiatan. Tidak mungkin saya sebutkan satu per satu, karena banyak sekali masukan anggota dewan,” sebut Suiasa.
“Intinya untuk kepentingan masyarakat. Tetapi kita tidak hapus keseluruhan. Tetap program itu berjalan dan dianggarkan, cuma dari segi nilai saja kita kurangi. Distribusikan pada prioritas lain yang kita pandang prioritas dan mendesak,” kata Wabup Suiasa.
Sebelumnya, wabup menjelaskan, peningkatan anggaran pengelolaan permuseuman ini terkait dua hal. Pertama, Dinas Kebudayaan diminta memperhatikan museum. Sebab sebelumnya fokus Pemkab Badung dalam pembangunan sektor adat, agama, tradisi, seni, dan budaya. “Namun anggaran untuk itu lebih kecil. Sedangkan sisi lain sudah besar anggarannya. Sekarang saatnya kita melakukan itu,” katanya.
Sedangkan yang kedua, kaitan dengan bidang baru di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Badung yang menyangkut naskah-naskah kuno. Ini juga berkaitan dengan Permuseuman. Namun dalam hal ini Wabup Suiasa mengatakan, tidak ada pembangunan museum baru. Namun akan dilakukan pengembangan, pemeliharaan, dan dokumen-dokumen yang ada. Begitu juga akan dilakukan pelestarian. “Berbicara tentang museum ini, kita tidak hanya berbicara tentang materi yang ada di dalamnya. Tetapi kita berbicara tentang apa yang bisa kita jaga dan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Sehingga tidak terjadi kepunahan,” ucapnya.
Sedangkan penjelasan lainnya diungkapkan Sekda Badung selaku Ketua TAPD Badung, I Wayan Adi Arnawa seusai rapat antara Banggar DPRD Badung dan TAPD Kabupaten Badung, Rabu (9/8). Adi Arnawa menjelaskan, rancangan awal rencana akan dibuat museum Bom Bali. Hal ini lantaran lokasi Bom Bali disebutkan telah menjadi salah satu tujuan wisatawan.
“Saya kira ini perlu dikemas sedemikian rupa untuk bagaimana kita membuat semacam monumen yang lebih representatif. Sehingga itu akan menjadi bagian destinasi,” jelas Adi Arnawa. (M-003)
- Editor: Daton
Berita Lainnya:
- Pemerintah Putus Aliran Dana Transaksi Judi Online
- Aturan Global dan Kerja Sama Multi Pihak, Kunci Mengatasi Polusi Plastik
- Lawatan ke Inggris, Presiden Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS
- Penyerahan Sertifikat Uji Kompetensi dan Paritrana Award Jamsostek Tahun 2024 di Badung
- Direktur BWC: Sampah Terpilah lebih Mudah Diolah dan Miliki Nilai Ekonomi, Lingkungan dan Sosial