DENPASAR,MENITINI.COM-Denpasar digegerkan dengan aksi kriminal yang melibatkan dua remaja tanggung. IGS (16) dan PAS (17), yang masing-masing tinggal di Jalan Anggabaya Penatih dan Jalan Wijaya Kusuma, kini harus berurusan dengan aparat kepolisian Polsek Denpasar Selatan. Keduanya terbukti melakukan pengeroyokan dan perampasan terhadap seorang pemotor bernama Bryan, yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis, 23 Januari 2025, sekitar pukul 05.00 Wita di Jalan Tukad Balian, tepat di depan M-Mart, Denpasar Selatan. Saat itu, Bryan tengah dalam perjalanan menuju tempat kerja menggunakan sepeda motor. Di lokasi kejadian, ia melihat tiga motor berjejer layaknya hendak balapan. Berusaha menghindari mereka, Bryan justru menjadi sasaran kejahatan.
Tanpa diduga, para pelaku mengejar dan meneriaki Bryan. Salah seorang pelaku bahkan mengancam dengan kalimat kasar, sementara yang lain membawa bambu sepanjang 1,5 meter dan memukul Bryan hingga terjatuh. Kesempatan itu dimanfaatkan para pelaku untuk merampas tas korban, meski sempat terjadi tarik-menarik. Setelah mengambil barang milik Bryan, pelaku membuang kunci motor korban sebelum melarikan diri ke arah selatan.
Korban yang mengalami kejadian traumatis ini segera melaporkan insiden tersebut ke Polsek Denpasar Selatan. Aparat kepolisian bergerak cepat menyelidiki kasus ini dan akhirnya berhasil menangkap dua pelaku di rumah mereka masing-masing pada Senin, 10 Maret 2025, tanpa perlawanan.
Menurut Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP Ketut Sukadi, kedua pelaku mengakui perbuatannya. Dari hasil interogasi, mereka menyatakan bahwa sebelum kejadian, mereka bersama delapan teman lainnya tengah berkumpul dan berjalan-jalan menikmati matahari terbit di Pantai Sanur. Namun, ketika berpapasan dengan Bryan, mereka spontan menghadangnya, hingga aksi kekerasan pun terjadi.
Menariknya, enam teman mereka yang lain—berinisial F, GN, D, A, R, dan A—hanya menjadi saksi karena tidak turut serta dalam aksi pengeroyokan dan perampasan. Mereka disebut hanya menunggu di atas motor tanpa ikut campur dalam tindakan kriminal tersebut.
Kasus ini menjadi peringatan bagi para orang tua untuk lebih mengawasi pergaulan anak-anak mereka. Pergaulan yang salah dapat menyeret remaja ke dalam aksi kriminal yang berakibat fatal bagi masa depan mereka. Kejahatan yang dilakukan secara impulsif ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan karakter dan pengawasan orang tua agar anak-anak tidak terjerumus ke dalam tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.