BADUNG, MENITINI.COM – Dua unit rumah di wilayah Kelurahan Benoa mengalami kerusakan akibat intensitas hujan yang mengguyur cukup lama dan deras di wilayah Kuta Selatan, Rabu (23/11) malam.
Rumah pertama berada di Lingkungan Perumahan Permata Nusa Dua Blok 3, sedangkan rumah kedua berada di Perumahan Samatha Mumbul A5. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun untuk korban rumah kedua ada beberapa orang yang luka lecet dan memar akibat dihantam luapan air.
Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, Kamis (24/11), kerusakan rumah di lingkungan Permata Nusa Dua Blok 3 terjadi pada bagian tembok dan jalan depan rumah. Rumah tersebut juga sempat tergenang air hujan yang mengalir ke halaman belakang rumah. Selain karena intensitas hujan lebat juga dipicu mampetnya saluran air. Sehingga air kemudian meluap dan membuat tembok rumah jebol.
Sementara untuk di Perumahan Samatha Mumbul A5, menjadi lokasi terparah dampak hujan deras. Selain membuat tembok penyengker sisi selatan rumah jebol, luapan air juga membuat rusak garasi rumah, dan pagar rumah. Bahkan 3 unit mobil sempat terseret sepanjang 300an meter dari rumah, dan membuat bagian bemper depan penyok.
Selain itu, 4 unit motor juga sempat terseret dan mengalami kerusakan cukup parah, termasuk membuat beberapa area paving jalan setapang sempat bopeng karena terkikis air hujan.
Menurut penuturan Komang Yoga kerabat yang memiliki rumah, ia bersama keluarganya datang ke lokasi menghadiri upacara piodalan di sanggah rumah milik Made Budi Astawa di Perumahan Samatha Mumbul A5. Usai piodalan, seluruh keluarga sempat makan bersama sambil menunggu hujan reda. Namun sayangnya hujan tak kunjung reda, hingga air besar muncul dari selatan rumah dan merobohkan tembok penyengker. “Kejadiannya itu ada sekitar pukul 22.30 Wita, tiba-tiba tembok penyengker rumah roboh ke arah garasi. Ada 5 orang yang mengalami lecet dan sudah berobat ke rumah sakit,” ucapnya.
Volume air hujan yang mengalir juga menghanyutkan 5 unit sepeda motor yang parkir di luar. Bahkan ada sepeda motor hanyut sampai masuk gorong-gorong. Selain itu ada 3 mobil yang terseret sekitar 300an meter, yang terparkir di luar rumah. Beberapa material yang hanyut seperti meja, Kursi yang menumpuk di sudut tempat suci, pagar rumah juga ikut hanyut. Paving jalan di perumahan itu, juga hanyut sampai sejauh 10 meter. “Memang disini kalau hujan sering air tergenang di sebelah tembok. Tapi tidak sebesar semalam. Sebelumnya pada tahun 2018 kondisi paving juga pernah hanyut akibat banjir, namun tidak separah saat ini,” bebernya.
Made Budi Astawa pemilik rumah menceritakan saat kejadian, kondisi hujan memang sangat lebat. Pihaknya bersama keluarga sebenarnya sudah was was akan potensi adanya tembok roboh, sehingga jarak mereka dijaga agar menjauhi tembok di sebelah garasi rumah. Namun, luapan air yang cukup tinggi lupa diantisipasi. Sehingga terjangan air yang cukup tinggi menghempaskan tubuh mereka. “Saat kejadian tinggi air itu ada 1,5 meter. Karena kuatnya deras air, akhirnya tembok jebol, “kata pria asal Mengwi yang sudah bergabung ke banjar setempat.
Terpisah Kepala Lingkungan (Kaling) Mumbul, Nyoman Astawa yang langsung turun Saat kejadian mengungkapkan, terjangan air memang cukup besar karena hujan sangat deras. Hal itu ditambah dengan tidak adanya saluran drainase di lokasi kejadian. Dia berharap kejadian ini mendapat perhatian dari pemerintah terkait. Misalnya membantu meringankan beban korban. Selain itu juga dengan mengambil langkah antisipasi agar tidak terjadi lagi ke depan. M-003