Sabtu, 23 November, 2024

Gadis SMA Itu Tak Hanya Patah Tulang, Juga Cacat Seumur Hidup

Korban bersama ayah dan ibu memberi keterangan kepada wartawan.

Baik Rambu Anna maupun ayahnya Franky Atabuy tidak terima dengan perlakuan Satgas dalam event Futsal tersebut. Anaknya yang sebentar lagi akan mengikuti ujian akhir terpaksa harus cacat seumur hidup. “Saya lahirkan anak saya dalam keadaan utuh, normal dari bayi saya rawat hingga remaja. Tiba-tiba ada seorang yang mencelakai anak saya dan akhirnya cacat seumur hidup. Saya tidak terima,” ujarnya.

Kasus ini sudah dilaporkan ke Polresta Denpasar dan pelakunya sudah diperiksa dan ditahan. Pihak keluarga mempertanyakan rasa empati panitia penyelenggara yang sampai hari ini tak ada itikad baik merespon kasus ini. “Anak saya cacat seumur hidup. Apakah kesalahan anak saya begitu berat bagi panitia acara, sehingga perlakuan kasar sampai cacat. Dia ini anak kecil, perempuan, mendapatkan perlakuan yang sangat tidak manusiawi,” ujarnya.

Frits Atabuy sebagai pelapor juga berstatus sebagai Opa dari RVRN mengatakan, pasca kejadian, Bupati Sumba Timur Khristofel Praing sementara menyampaikan pidato kepada para pemenang, dan juga kepada warga Sumba Timur yang hadir saat itu.

Seperti diketahui, ketika RVRN (korban) meminta izin masuk ke dalam lapangan untuk foto bersama para juara yakni timTim Futsal Tawitir FC, besutan Frengki, bapak kandung korban. “Saat itulah insiden terjadi. Satgas bertindak arogan. Korban ditarik ke dalam lapangan dengan cara yang sangat kasar sampai tangan patah,” ujarnya.