Oleh : Agustinus Apollonaris Klasa Daton
Politik memang keras. Tak ada kawan dan lawan sejati, yang ada kepentingan. Di persimpangan jalan kita bertemu karena kepentingan, beda kepentingan, di persimpangan jalan pula kita berpisah
Begitulah realitas politik yang akan tampak hari hari ini dan ke depan menjelang pemilu serempak 2024. Dr Ir Wayan Koster telah menyatakan niatnya untuk maju lagi dalam gelanggang Pemilihan Kepala Daerah Provinsi di 2024.
Dalam dua kesempatan berbeda Gubernur Bali ini menyatakan niatnya maju lagi. Pertama, saat memberi Pidato 4 Tahun kepemimpinan Koster-Ace di Gedung Art Center Rabu, 28 September 2022. “Sekarang (saya) sudah empat tahun periode pertama. Jadi masih satu tahun untuk periode pertama. Rupanya harus lanjut ke periode kedua. Gitu dah mestinya. Kalau tidak siapa yang ngelanjutin?,” kata Koster.
Kesempatan kedua, Ketua DPD PDIP Bali ini ungkapkan di Lobi Gedung DPRD Bali Senin 17 Oktober 2022. “Masak Mundur? Ya Majulah. Nggak ada gigi mundur,” kata Koster Kepada awak media usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali.
Menariknya, gubernur yang menggemakan arak campur kopi berguna untuk stamina tubuh, secara vulgar menyebut wakil yang mendampinginya adalah tokoh pariwisata. Siapa dia? Prof. Tjokorda Oka Sukawati alias Cok Ace. “Masih tetap,” ( Koster – Ace ) kata mantan anggota Komisi X DPR RI tiga periode dengan yakin.
Dengan dua statemen itu Koster telah membunyikan alarm, ia berniat maju lagi. Artinya Koster-Ace jilid II siap maju gelanggang Pilgub Bali 2024. Soal tiket dan boarding pass (rekomendasi) partai, biarlah itu menjadi urusan Ibu Megawati yang punya kewenangan. Sebagai kader, petugas partai, Ketua DPD PDIP Bali, dan incumbent Koster memberi pesan dirinya siap dan berani tarung. Koster sudah punya modal sosial, politik yang telah ia torehkan bersama Cok Ace di periode sebelumnya.
Bahkan dalam rekaman penulis, para anggota Fraksi PDIP DPRD Bali saat turun ke lapangan di berbagai kegiatan, sering menggemakan Koster Bali Satu (KBS) dua periode. Selain itu, beberapa politisi di luar PDIP sudah terang terangan menyatakan mendukung “Koster Dua Periode”.
Tokoh pariwisata dari Sanur, Nusa Dua, Kuta dan Ubud juga menghendaki Koster-Ace sekali lagi untuk menuntaskan program fundamental dan monumental yang belum tuntas lima tahun sebelumnya.
Akhir akhir ini Koster juga mulai melunak terhadap segala bentuk kritikan bahkan fitnah terhadap dirinya. Ia menanggapinya dengan dingin dan santai. Suami dari Putri Suastini ini memaknai kritikan dan fitnah sebagai proses pembersihan jiwa dan raga agar menjadi pemimpin yang lebih baik ke depan.
“Saya menerima sifat pribadi masyarakat terhadap pemimpinnya. Ada yang menghargai, memuji, dan menghormati. Tapi ada juga yang mencaci maki, menghina, dan memfitnah. Saya terima dengan ruang yang luas dalam diri saya,” kata Koster dalam berbagai kesempatan.
Koster juga berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah menyampaikan saran konstruktif serta kritik keras dan pedas melalui berbagai media. Ia memandang hal tersebut sebagai kepedulian, dan tanggung jawab bersama dalam pelaksanaan pembangunan Bali.
Dengan menggandeng lagi Cok Ace, peluang Koster dua periode terbuka. Minimal perolehan suara lima tahun lalu tetap bertahan. Selain itu kerja kerja politik kader pendukung lebih ringan, lebih hemat karena menjual produk politik yang sudah teruji layak pasar.
Selain itu, faktor Cok Ace menjadi filter bagi Koster dalam kepemimpinan Koster Ace Jilid I. Sosok Cok Ace tak banyak menuntut, dan selalu menerima apa adanya. Sosok yang santun, fokus dengan kerja dan tak pernah menghambat implementasi program visioner Koster, Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Cok Ace di mata publik, bukan pemimpin yang bermain di dua kaki atau menggunting dalam lipatan. Koster dan Ace pemimpin yang mampu membangun komunikasi personal bila ada gesekan kepentingan antar keduanya. Konflik itu tak pernah muncul ke permukaan karena keduanya mampu mengelolah. Mana ruang privat dan mana ruang publik selalu dimaknai dalam konteks jabatan yang bersifat fungsional. Itulah yang membuat keduanya langgeng sampai jelang akhir masa jabatan.
Mengutip filosofi orang Flores Timur (tanah nagi), Koster Ace telah bekerja sampai “Dopi Kepo”. Bermakna keduanya bekerja tuntas sampai titik darah penghabisan.***