BADUNG,MENITINI.COM-Wastehub dan Braun Indonesia menggandeng Kelompok Nelayan dan Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Bali menanam bibit mangrove dan bersih sampah di Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Minggu, 8 Desember 2024.
Wastehub Alam Lestari merupakan Yayasan yang fokus pada ekonomi sirkular dan inisiatif ramah lingkungan di kawasan urban, kepulauan dan pariwisata.
Andi Pratama, Project Officer Wastehub menyebutkan Wastehub dan B. Braun Indonesia menanam 600 Bibit Mangrove dan mengumpulkan di kawasan mangrove.
“Kami menggandeng Kelompok Nelayan dan Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS). Sampah di Mangrove dikumpulkan, nantinya akan diproses di TPS3R,” kata Andi Pratama.
Sementara itu, Founder Wastehub Ranitya Nurlita mengatakan acara ini aksi lanjutan penanaman 200 bibit mangrove yang telah dilaksanakan November 2024 lalu, sehingga total yang ditanam 800 bibit mangrove.
“Kita juga baru selesai ngambil-ngambil sampah plastik, karena ternyata banyak sampah yang nyangkut dan akhirnya itu menyebabkan Mangrove mati,” kata Nurlita.
Terlebih lagi, ditemukan sejumlah masalah Mangrove tidak dapat tumbuh dengan baik, dikarenakan faktor tumpukan sampah plastik dan juga hama.
“Kami sangat berharap, acara ini tidak selesai di sini saja, tapi bisa kami teruskan dan kita bareng-bareng sama warga turut serta menjaga lingkungan,” ujarnya.
Terlebih lagi, Kelompok Nelayan Wana Segara Kertih Kedonganan juga melakukan hal serupa sebulan sekali, untuk proses pengambilan sampah di areal Mangrove.
“Mereka juga melihat pohon mana yang masih hidup dan mana yang mati, untuk diganti yang baru lagi,” tambahnya.
Sampah yang sudah dikumpulkan, lanjutnya bakal dibagi menjadi dua jenis, yang meliputi residu dan daur ulang.
“Untuk sampah residu diproses menjadi RDF, kemudian sampah daur ulang kita akan proses lagi menjadi barang berguna,” ujarnya.
Sementara Ketua Kelompok Nelayan Wana Segara Kertih, Nyoman Sunarta mengatakan pihaknya selalu memetakan penanaman mangrove di lahan seluas 8 hektar.
Mengingat, Kelompok Nelayan Wana Segara Kertih berkomitmen melestarikan budaya nelayan, yang berdiri sejak tahun 2020, saat pandemi Covid-19.
Selain fokus pada mata pencaharian sebagai nelayan, mereka juga memiliki misi menjaga dan memulihkan lingkungan, khususnya Hutan Mangrove di wilayahnya.
“Sebagian besar lahan sudah ditanami Mangrove, makanya kami disini tanam nyulam, tidak ditanam di tempat kosong, artinya mangrove yang mati itu diganti dengan yang baru,” kata Sunarta.
Disebutkan, Mangrove merupakan jenis hutan bakau yang tumbuh di daerah pesisir terutama di muara sungai dan kawasan pantai berlumpur.
Tanaman Mangrove memiliki kemampuan unik bertahan hidup di lingkungan dengan sanilitas tinggi dan pasang surut air laut.
Sementara, Wana Segara Kertih merupakan Kawasan Mangrove yang dikelola oleh kelompok nelayan yang misi menjaga dan melestarikan Hutan Mangrove di Desa Kedonganan.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya memperbanyak tanaman Mangrove itu sendiri. Jika ada lahan kosong harus ditanami Mangrove dengan ukuran minimal 15-20 cm.
“Selama 3 tahun, Mangrove tingginya 2 meter akan keluar cabang, sehingga ada harapan untuk hidup. Kita juga punya sistem penanaman sekat berjarak. Itu kita tanam 250 Bibit Mangrove dengan 5 kotak ditumpuk. Jadi, secara internal sudah punya sistem pembibitan,” paparnya.
Apalagi, Mangrove sangat bermanfaat mencegah abrasi dan erosi pantai maupun sungai, melindungi keanekaragaman hayati dan menjaga kualitas air serta menjaga keseimbangan ekosistem dilihat dari sisi ekologi.
Dari sisi ekonomi, lanjutnya Mangrove bermanfaat menghasilkan produk hutan yang berkelanjutan, menciptakan lapangan kerja dan menciptakan produk turunan.
“Dari sisi sosial, itu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kesadaran masyarakat dan mewujudkan keadilan serta manfaat merata bagi semua pihak,” urainya.
Menyikapi hal tersebut, Ketua J2PS Bali, Agustinus Apollonaris Daton mengapresiasi acara penanaman Bibit Mangrove sekaligus aksi bersih-bersih sampah di areal Wana Segara Kertih, Kedonganan.
“Mari lestarikan alam di kawasan pantai dengan menanam Mangrove. Namun yang terpenting adalah perawatan mangrove setelah menanam. Membersihkan sampah di kawasan mangrove bagian dari perawatan setelah kita menanam,” kata Apollo Daton sapaannya. (*)
Editor: Daton