Jumat, 22 November, 2024

Habis Lebaran, BPK Umumkan Laporan Keuangan Garuda

Anggota III BPK Achsanul Qosasi mengatakan lembaganya akan mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan BPK setelah Lebaran

“INTINYA LAPORAN KEUANGAN GARUDA DIPERBAIKI ATAU PAS”

JAKARTA, MENITINI.COM — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan mengumumkan hasil pemeriksaan terhadap laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk setelah masa perayaan Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah alias Lebaran.  Laporan keuangan diperiksa BPK lantaran menunjukkan kejanggalan dari sisi pencatatan piutang menjadi pendapatan.

Anggota III BPK Achsanul Qosasi mengatakan,  lembaganya sudah mulai melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan Garuda Indonesia sejak dua minggu terakhir. Pemeriksaan dilakukan melalui berbagai tahapan, mulai dari mengevaluasi kinerja Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit laporan tersebut.

Lalu, BPK juga sudah mewawancarai jajaran direksi Garuda Indonesia dan PT Mahata Aero Teknologi selaku pihak yang terlibat dalam kemunculan piutang yang didapat maskapai nasional tersebut.

Selain itu, auditor keuangan negara itu juga turut berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).  “Kami sudah mendapatkan informasi yang lengkap, setelah itu baru kami umumkan. Mungkin lima hari setelah Lebaran,” ucap Achsanul di Kompleks Istana Kepresidenan,  Jumat (31/5/2019) seperti dilansir Kantor Berita Antara

Meski begitu, Achsanul enggan memberi kisi-kisi terkait hasil temuan sementara yang berhasil didapat BPK, apakah penyusunan laporan keuangan sudah sesuai atau justru melanggar ketentuan akuntansi keuangan negara.

Di sisi lain, ia menekankan sekalipun ada kejanggalan yang ditemukan, maka nantinya BPK akan memberikan rekomendasi terkait perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan maskapai nasional tersebut.  “Jangan indikasi dulu, saya ingin komprehensif. Intinya nanti kami akan beritahu laporan keuangan Garuda itu harus diperbaiki atau sudah dianggap cukup begitu,” imbuhnya.

Sebelumnya, laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu sempat jadi perbincangan karena dianggap janggal. Hal ini membuat dua komisarisnya enggan membubuhkan tanda tangan pada laporan tersebut.  Laporan tersebut dianggap aneh karena perusahaan pelat merah itu berhasil menyulap kerugian menjadi laba bersih sebesar US$809,84 ribu atau setara Rp11,33 miliar ant/poll