DENPASAR, MENITINI-Walau Hari Raya Idul Fitri sudah selesai, harga minyak goreng (Migor) di Bali masih tetap mahal
Pantauan media ini di beberapa pasar tradisional dan minimarket di Kota Denpasar, harga Migor tetap saja tinggi walau Lebaran sudah selesai. Harga per liter untuk kemasan dua liter mencapai Rp 52 ribu sampai Rp 54 ribu.
Seorang ibu rumah tangga yang Luh Suratiana dijumpai di Denpasar mengatakan, harga masih tinggi. “Kalau yang kemasan premium itu dapatnya Rp 54 ribu yang kemasan dua liter. Tapi belinya harus antri. Bayar dulu di kasir baru ambil minyak goreng. Mereka tidak pajang di etalase. Katanya takut diborong masyarakat. Padahal kita beli secukupnya untuk masak,” ujarnya, Rabu (3/5/2022).
Berbeda lagi dengan minyak goreng yang dibungkus plastik. Jenis ini banyak dijumpai di pasar tradisional Denpasar. Seorang warga bernama Komang Wirasni yang ditemui di Pasar Katrangan Denpasar mengaku, ada Migor yang kiloan. Harganya lebih murah. “Walau hanya dibungkus plastik dengan karet gelang tapi harganya murah. Per kilo hanya Rp 18 ribu. Tidak tahu merk-nya apa tapi bagus untuk konsumsi,” ujarnya.
Namun menurutnya, Migor kemasan plastik ini cepat habis dan jadi rebutan. Ia dan beberapa ibu rumah tangga lainnya harus berangkat ke pasar pagi hari agar bisa dapatkan Migor kemasan plastik. Bila tidak maka tidak akan kebagian.
Ada yang disiasati dengan menitip ke tetangga yang datang ke pasar. “Ukuran kiloannya tidak pas tapi daripada beli di minimarket mahal mending di pasar tradisional,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali I Wayan Jarta mengatakan, hingga saat ini sebenarnya harga Migor kemasan masih normal yakni untuk Migor kemasan Rp 25 ribu per liter, sehingga kemasan dua liter itu seharusnya hanya Rp 50 ribu. Untuk Migor curah harganya per kilo memang Rp 18.500. “Kalau per hari ini ternyata harga berubah naik maka kami akan segera cek ke lapangan. Saat ini memang masih suasana cuti bersama tapi demi masyarakat kami akan segera koordinasikan untuk cek lapangan. Soal perubahan harga yang mendadak dalam asumsi saya itu karena terjadi banyak libur, tersendat di para distributor dan sub distributor atau agen.