Rabu, 15 Januari, 2025

Harumkan Indonesia  di Kompetisi Pembuatan Patung Salju, Seniman Pecatu Sering Kesulitan Sponsor

Proses pembuatan patung salju 'Tri Guna' oleh Tim Himpunan Seniman Pecatu. (Foto: M-003

BADUNG, MENITINI.COM– Awal Januari 2024 berhasil meraih Juara III di ajang The 26th Harbin International Snow Sculpture Competition di Harbin China.  

Himpunan Seniman Pecatu (HSP) dan Bali Talent Artis (BTA) kembali sering mengharumkan nama Indonesia di ajang kompetisi pembuatan patung salju di luar negeri.

Kali ini seniman Pecatu meraih penghargaan bergengsi ‘Commemorative Prize’ dalam ajang The 27th Harbin International Snow Sculpture Competition yang berlangsung di Harbin China pada 6-9 Januari 2025.

Tahun sebelumnya membawakan tema Rwa Bhineda, mengambil bentuk barong dan rangda, kali ini tema yang diangkat adalah Tri Guna mengusung nilai-nilai tiga sifat manusia.

Tiga tokoh yang dipahat dalam media balok salju dihadirkan dengan memiliki karakter raut wajah yang berbeda.  

BACA JUGA:  Berpacu Dilumpur, Makepung Lampit 2024 Digelar

Yakni Sattwam memiliki sifat manusia yang tenang, tulus, bijaksana, dan tanpa pamrih.  

Kemudian Rajas dengan sifat enerjik, agresif, dan ambisius. Terakhir Tamas yakni sifat Pasif, malas, dan lamban.

Kapten Pematung, I Nyoman Sungada mengatakan, tim Indonesia beranggotakan 4 seniman yaitu I Nyoman Sungada, I Wayan Mardina, Gede Agus Kurniawan, dan I Ketut Suaryana.

Dua anggota berasal dari HSP, sementara dua lainnya mewakili Bali Talent Artis (BTA). Kompetisi tersebut diikuti oleh 26 tim dari berbagai negara di dunia.

Tema yang diangkat digambarkan di media balok salju setinggi 4 meter dengan diameter 3×3 meter.  

Proses pengerjaan memakan waktu selama 3,5 hari, dengan ketentuan pengerjaan dari pukul 09.00 hingga 19.00.

Tantangan terbesar yang dihadapi berupa kondisi suhu yang sangat dingin, bahkan mencapai minus w6 derajat celcius.

BACA JUGA:  Fakultas Ilmu Budaya Unud akan Gelar The Japan Festival of Udayana

Ia mengaku cukup puas atas hasil karya mereka, walaupun ada sedikit kekecewaan terhadap keputusan juri.  

“Kami bekerja dengan maksimal. Setelah kami sadari dengan kekalahan ini pengalaman ini adalah guru terbaik buat saya bahwa saya harus lebih banyak belajar,” ucapnya Minggu (12/1/2024).

Ia mengaku memerlukan waktu selama 2,5 bulan untuk persiapan mengikuti kompetisi tersebut.

Mulai dari pembuatan miniatur dari styrofoam, latihan ukiran, persiapan alat-alat, pengurusan visa dan pemesanan tiket.


Selama ini tim-nya telah mengikuti Harbin International Snow Sculpture Competition sebanyak delapan kali dan lima kali di Jepang (Sapporo & Nayoro).  

Dari keikutsertaan tersebut, mereka telah meraih berbagai penghargaan seperti empat kali Juara 3, satu kali best skills, satu kali Best Creative, satu kali Special Prize, dan Juara 1 pilihan para pematung.

BACA JUGA:  Pagelaran Seni Mahakarya ke-9 Pemkot Denpasar dalam Rangka Peringati Hari Disabilitas Internasional

Sayangnya, faktor pendanaan menjadi tantangan yang dihadapi pihaknya selama ini karena sulitnya mencari sponsor.

Namun, dengan semangat dan kecintaan terhadap seni, Himpunan Seniman Pecatu terus berjuang untuk menjaga eksistensi budaya Bali di panggung internasional walaupun harus menggunakan dana pribadi.

Ia berharap pemerintah dan pihak swasta dapat lebih memperhatikan kondisi itu, karena mereka membawa misi mengharumkan nama Bali dan Indonesia di mata internasional.

“Kami berangkat dengan semangat, meski harus mengeluarkan gocek (uang, red) sendiri. Kami sudah tua dan lelah mengurus semua ini sendiri, mulai dari ide, perlengkapan, hingga pendanaan,”tutupnya. M-003

  • Editor: Daton