Jumat, 22 November, 2024

Hujan Di Musim Kemarau, Waspada Potensi Cuaca Ekstrim Beberapa Hari Ke Depan

Ilustrasi cuaca ekstrem
Ilustrasi cuaca ekstrem. (Foto: Shutterstock/James Thew)

KUTA, MENITINI.COM– Mengawali bulan Juli Denpasar dan Bali secara umum diguyur hujan deras. Hujan justru terjadi di musim kemarau.

BBMKG memperkirakan potensi cuaca ekstrim diperkirakan terjadi beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan hingga Jumat (5/7) mendatang.

Alat Berat Terbakar di Jalan Tol Bali Mandara

Kapolri dan Panglima TNI Ikuti Doa Bersama Lintas Agama untuk Kesuksesan Pilkada di Bali

Perda APBD Jembrana Tahun Anggaran 2025 Ditetapkan

Pemkab Badung Gelar Apel Peringatan Hari Napak Tilas

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memperkirakan kondisi cuaca di wilayah Bali dominan berawan dan terdapat potensi hujan ringan hingga sedang di sebagian Bali.

Selain itu. masyarakat juga diminta mewaspadai peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di perairan Pulau Bali.

Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Kadek Setiya Wati  mengatakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi terjadi hampir di seluruh Bali.

Mayoritas potensi hujan lebih cenderung terjadi di wilayah Bali bagian timur, tengah, dan selatan. Untuk prediksi tinggi gelombang mencapai 2.5 meter di perairan selatan Bali dan 1.25 meter di perairan utara Bali.

Wilayah perairan yang diperkirakan mengalami peningkatan ketinggian gelombang. Antara lain Selat Bali selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, perairan selatan Bali, dan Samudera Hindia selatan Bali.

Sementara, kondisi cuaca lain yang perlu diwaspadai adalah terjadi peningkatan angin di wilayah Bali dan juga peningkatan tinggi gelombang laut terutama di Perairan Selatan Bali mencapai lebih dari 2.0 meter.

Saat ini Bali telah memasuki musim kemarau, dengan puncak musim diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.

JAM-Intelijen Tekankan Pentingnya Kepatuhan Hukum dan Pencegahan Korupsi dalam PelatihanLegal Executive Development untuk ASN

Wow.. Segini Jumlah Kerugian Setahun Akibat Kemacetan di Jakarta

Australia Bakal Melarang Anak Menggunakan Medsos, Ini Alasannya

Seorang Wanita di Ambon Ditangkap Polisi, Ini Penyebabnya

Namun, hujan masih tetap dapat berpotensi terjadi pada musim kemarau. Hujan yang terjadi belakangan ini merupakan dampak dari aktifnya gangguan di atmosfer seperti Madden Julian-Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Equatorial Rossby.

Fenomena MJO sendiri merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke samudera pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.

"Kondisi cuaca sangat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor global, regional, dan lokal. Dampaknya bisa jadi tidak sama tiap siklus (khususnya di Bali), tergantung keberadaan gangguan atmosfer lainnya dan kondisi atmosfer lokalnya,"ujarnya. (M-003)

  • Editor: Daton