Jumat, 22 November, 2024

Hujan di Puncak Musim Kemarau, Waspada! Tinggi Gelombang Perairan Selatan Bali, Ini Prakiraan BMKG

Ilustrasi
Ilustrasi gelombang (Foto: Net)

DENPASAR, MENITINI.COM – Kendati sudah masuk puncak puncak kemarau, namun sejak tiga hari belakangan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mengguyur sebagian besar wilayah Bali. Kondisi itu dipicu beberapa fenomena gangguan cuaca skala regional di sekitar wilayah Bali.

Kondisi itu diperkirakan berlangsung selama sepekan ke depan. Disisi lain masyarakat juga diimbau waspada potensi gelombang tinggi di perairan Selatan Bali, khusus di Samudra Hindia Selatan yang mencapai 4-5 meter.

Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar,  Cahyo Nugroho menyatakan, puncak musim kemarau tahun 2023 di wilayah Bali pada umumnya memang terjadi di bulan Juli dan Agustus. Namun bukan berarti kemarau tidak ada hujan sama sekali.  “Sama halnya dengan musim hujan,  tidak berarti tidak ada cerah sama sekali. Hujan yang terjadi selama tiga hari belakangan ini dipicu faktor gangguan cuaca skala regional di sekitar wilayah Bali,” kata Cahyo Nugroho, Minggu (2/7).

Berdasarkan analisis prakirawan Balai BMKG Wilayah III Denpasar, hujan di musim kemarau dipicu adanya pola pertemuan angin (konfluensi) di Samudra Hindia di sebelah Selatan Bali-Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal tersebut mendukung pembentukan awan hujan yang memicu turunnya potensi hujan di wilayah Bali Selatan dan meluas ke Bali tengah, Bali timur dan Bali barat.

Kondisi itu ditambah intrusi udara kering dari BBS mampu mengangkat massa udara di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab termasuk di wilayah Bali.

Peluang hujan masih berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan di wilayah Bali bagian barat, tengah, selatan dan timur. Pada tanggal 3-7 Juli, kondisi secara umum berawan dan masih berpotensi hujan ringan hingga sedang.

Ia menghimbau masyarakat selalu waspada dan berhati-hati dengan potensi bencana hidrometeorologi. Masyarakat juga diharapkan dapat memperbaharui informasi BMKG, khususnya peringatan dini. Sehingga dapat mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi.  “Selama 2-3 hari kedepan, kondisi tinggi gelombang laut mengalami peningkatan signifikan. Hal itu dipicu kondisi angin yang dipicu monsun Australia. Khusus untuk di Samudra Hindia sebelah selatan, kondisi tinggi gelombang dapat mencapai 4-5 meter,” ujarnya. (M-003)

  • Editor: Daton

Berita Lainnya: