Jumat, 22 November, 2024

Ini Sebabnya Sandiaga Dorong Mahasiswa Miliki Empat Learning and Innovation Skills

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. (Foto: Menitini/Kemenparekraf)

SURABAYA,MENITINI.COM-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong mahasiswa agar memiliki empat learning and innovation skills dalam memasuki era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity) yang saat ini dialami oleh masyarakat tidak hanya di Indonesia tapi secara global.

Hal itu disampaikannya dalam memberikan sambutan di Universitas Surabaya (Ubaya) Jawa Timur, dalam kegiatan Studium Generale “Menakar Indonesia ke depan seri ke-6, Senin (19/12/2022). Sandiaga juga juga mengatakan menghadapi era VUCA yang penuh persaingan ketat ditambah era digital yang berkembang semakin pesat, membuat mahasiswa sebagai generasi muda harus pandai mengasah keterampilan dan kemampuan baru.

“Kita memasuki era VUCA. Ini yang harus dipastikan, bahwa anak-anak muda harus memiliki kemampuan mengatasi kebergejolakan, ketidakpastian, kompleksitas, dan ketidakjelasan. Khususnya dengan perkembangan teknologi yang mengharuskan kita memiliki beberapa keterampilan yang disebut sebagai learning and innovation skills yang meliputi critical thinking skills, creative thinking skills, communication skills, collaboration skills,” kata Menparekraf Sandiaga dalam siaran persnya.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan critical thinking skills melibatkan penguasaan keterampilan yang memungkinkan generasi muda untuk mendefinisikan, memahami, dan memecahkan masalah dengan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda.

Creative thinking skills dimana generasi muda perlu mengasah inovasi dan kreativitas sehingga mampu melahirkan ide atau gagasan baru. Terutama ketika melihat masalah atau mengalami kegagalan menjadi peluang untuk meraih kesuksesan.
Sementara communication skills ini penting dimiliki oleh generasi muda agar mereka mampu melakukan public speaking dengan baik hingga strategi bernegosiasi. Dan skill ini tidak sebatas pada sektor parekraf saja tapi seluruh sektor.

Ketiga kemampuan tersebut tidak lengkap tanpa adanya collaboration skills. Pandemi membuat semua sadar bahwa kolaborasi dengan unsur pentahelix sangat dibutuhkan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita pembangunan Indonesia Emas.

“Dengan menanamkan ke-empat learning and innovation skill, generasi muda di Ubaya dapat berkontribusi sebagai agent of change kita dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Sandiaga.

Dalam kesempatan itu pula, Menparekraf Sandiaga mendorong mahasiswa Ubaya untuk melakukan berbagai kegiatan di desa wisata dan mengangkat potensi desa wisata. Kemenparekraf juga memiliki sejumlah program yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa seperti program Widuri (Wirausaha Digital Mandiri) dan KaTa Kreatif. “Ini adalah program yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu,” kata Sandi. (M-011)

Sumber: Kemenparekraf

Editor: Daton