DENPASAR, MENITINI.COM – Pandemi COVID-19 belum usai. Jangan anggap sepele! Semakin sering Anda terkena COVID-19, semakin buruk risiko kesehatan yang mungkin Anda alami, menurut sebuah penelitian baru-baru ini. Walau pamor COVID-19 mulai meredup, para ahli merekomendasikan agar setiap orang mendapatkan vaksinasi dan terus mempraktikkan protokol kesehatan dasar. Sangat penting untuk diingat terutama bagi penyintas dengan gejala apapun tanpa gejala sekalipun.
Bahaya Infeksi COVID-19 Berulang
Walaupun tubuh merekam virus melalui sistem kekebalan, namun jangan abaikan sisi negatif yang mungkin timbul. Berdasar sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Natura Medicine, semakin sering Anda terinfeksi COVID-19, semakin tinggi risiko gejala parah, rawat inap bahkan kematian. Masih tidak percaya? Biarkan data yang berbicara.
Para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan dari sebuah database. Terdapat lebih dari 443.000 yang pernah terinfeksi satu kali, hampir 41.000 yang pernah mengalami infeksi dua kali ataup lebih, dan lebih dari 5 juta yang tidak pernah terinfeksi COVID. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa orang yang terinfeksi dua kali atau lebih memiliki risiko kematian lebih dari dua kali lipat dan risiko rawat inap tiga kali lipat dibandingkan dengan seseorang yang terinfeksi satu kali. Hal ini terlepas dari status vaksinasi mereka.
Orang yang terinfeksi ulang juga lebih mungkin mengembangkan gejala COVID yang lebih lama (long COVID) dan kondisi kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah. Risiko ini merupakan yang tertinggi pada pasien yang pernah mengalami infeksi tiga kali ataupun lebih. Data ini belum termasuk bila penderita juga mengalami komorbid sebelum COVID ya.
Temuan baru ini menantang gagasan yang ada bahwa memiliki infeksi COVID sebelumnya menawarkan perlindungan yang kuat terhadap infeksi baru. Memang dalam penelitian sebelumnya tercantum demikian. Hal ini berdasar gejala reinfeksi yang lebih ringan pada infeksi berikutnya, namun belum memperhitungkan konsekuensi jangka panjangnya melalui penelitian longitudinal.
Riwayat COVID-19 Berulang Tidak Menurunkan Risiko
Studi sebelumnya tidak mengukur apakah memiliki kekebalan terhadap virus juga mengurangi risiko infeksi ulang. Namun, berdasarkan laporan tersebut kekebalan alami dari infeksi sebelumnya tidak sekuat kekebalan yang diinduksi oleh vaksin. Tentunya mendukung pernyataan bahwa mendapatkan vaksinasi lebih aman daripada mendapatkan infeksi dalam konteks apa pun.
Hasil studi ini juga menyoroti pentingnya menghindari infeksi dengan segala cara. Jadi pencegahan terhadap penyakit saja tidak cukup. Harus menyasar bagaimana menghindari peningkatan keparahan dan kematian. Fakta ini sekaligus memberikan alarm baik bagi peneliti kesehatan terkait adanya batasan sejauh mana efek COVID-19 dapat terjadi.
Bagaimana Mengurangi Risiko Infeksi Ulang?
Para peneliti terus mengusahakan untuk menyelidiki bagaimana mengurangi risiko infeksi ulang dan konsekuensi kesehatan jangka panjangnya. Namun, jika Anda pernah mengidap COVID-19 sebelumnya, ada baiknya untuk terus melindungi diri Anda agar tidak sampai tertular lagi. Walau kekebalan tubuh kita telah terbentuk, namun tidak menjamin apakah infeksi serta mutasi berikutnya adalah jinak.
Temuan studi dapat mendorong dokter dan peneliti untuk merevisi strategi COVID-19 kedepannya. Termasuk sampai kapan kita harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Memerangi virus harus melibatkan upaya tambahan dalam mengurangi risiko terinfeksi. Hal ini bisa berarti bahwa produsen vaksin juga harus mengoptimalkan pengembangan dan peluncuran vaksin booster ataupun vaksin khusus yang menyasar pada pencegahan.
Masyarakat perlu memanfaatkan perawatan yang tersedia sebaik mungkin dan melakukan tindakan pencegahan kesehatan masyarakat. Usaha ini berarti melakukan isolasi ketika muncul gejala, menghindari ruang ramai, dan proaktif mencari akses pengobatan terdekat sedini mungkin terlepas dari keparahan gejala. Protokol kesehatan dasar pun harus mulai dijadikan kebiasaan sehari-hari, mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan etika batuk-bersin yang baik.
Apa Artinya Ini Bagi Anda?
Poin pertama, COVID-19 masih ada. Meskipun isunya sudah tidak santer seperti tahun-tahun sebelumya, risikonya masih nyata. Lakukan protokol kesehatan semaksimal mungkin dan mulai perbaiki kebiasaan hidup yang kurang sehat. Gunakan masker di tempat umum dan hindari keramaian tanpa ventilasi yang maksimal.
Poin kedua, semakin sering Anda terkena COVID-19, semakin besar konsekuensi kesehatan yang negatif. Jangan bergantung pada sistem kekebalan tubuh semata. Para ahli mengatakan setiap orang harus berupaya menghindari infeksi terlepas dari riwayat infeksi di masa lalu. Mereka juga merekomendasikan untuk memperbaharui status vaksinasi Anda, terutama jika Anda memiliki risiko paparan tinggi. (M-010)