Jumat, 22 November, 2024

Jenuh Berkepanjangan? Simak Serba-Serbi Fenomena Kewalahan Berikut

Serba-serbi kewalahan. (pexels)

DENPASAR,MENITINI.COM – Tahun 2024 baru saja dimulai. Bicara tentang kejenuhan pasti tidak kenal waktu. Baik awal tahun maupun akhir, pasti ada saja saat ketika Anda kewalahan. Apakah itu tentang beban kerja, tanggungan hidup sehari-hari atau terkait kondisi medis yang Anda alami.

Saat kewalahan, seseorang dibanjiri oleh pikiran, emosi, dan sensasi fisik yang sulit mereka atasi. Rasa kewalahan dari waktu ke waktu adalah respons normal terhadap stres sehari-hari. Respon stres ini kadang bisa membantu karena meningkatkan sistem tubuh dan membantu Anda menjadi lebih produktif. Namun, stres kronis dapat membuat Anda merasa kewalahan dan berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.

Artikel hari ini akan membahas gejala, penyebab dan strategi yang mungkin dapat membantu Anda mengatasi perasaan kewalahan. Mari kita ulas satu persatu!

Tanda dan Gejala Kewalahan

Berikut beberapa tanda kewalahan yang disimpulkan dari psikolog klinis Dr. Sabrina Romanoff, PsyD:

  • Pikiran Irasional: Kesulitan berpikir rasional membuat masalah tampak membesar dan kemampuan Anda untuk mengatasinya terasa mengecil.
  • Mati Rasa: Saat mati rasa, Anda mungkin mengalami respons disfungsional. Bahkan tugas sederhana pun terasa mustahil. Anda cenderung menunda tugas-tugas yang membuat stres, atau menghindarinya sama sekali.
  • Reaksi tidak proporsional: Anda mungkin bereaksi berlebihan terhadap penyebab stres ringan.
  • Penarikan: Anda  menarik diri dari teman dan keluarga karena perasaan bahwa mereka tidak dapat memahami atau membantu Anda.
  • Pesimis: Perasaan tidak berdaya dan putus asa terhadap situasi tersebut.
  • Mood swing: Mood negatif cepat berubah drastis. Mulai dari merasa marah, mudah tersinggung, atau cemas, dan mudah menangis.
  • Kelelahan kognitif: Kebingung dan kesulitan berkonsentrasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah.
  • Gejala fisik: Sering berdebar, detak jantung cepat, kesulitan bernapas, pusing, kelelahan, sakit kepala, kram, sakit perut, atau respon nyeri lainnya.

Alasan Mengapa Anda Merasa Kewalahan

Pemicu stres, kejadian tak terduga, atau kesehatan mental yang buruk dapat menyebabkan Anda merasa kewalahan. Jika hal-hal ini terjadi bertubi-tubi maka kewalahan adalah hal yang wajar. Kurangnya keterampilan mengatasi penyebab stres juga dapat memperburuk gejala.

Berikut adalah beberapa alasan umum Anda merasa kewalahan:

  • Kehilangan orang terkasih
  • Beban kerja yang berlebihan
  • Lingkungan kerja yang penuh tekanan
  • Konflik dalam hubungan pribadi
  • Kesulitan atau putusnya hubungan percintaan
  • Masalah keuangan
  • Masalah kesehatan
  • Pengalaman traumatis
  • Masalah lingkungan atau politik
  • Perubahan besar dalam hidup

Strategi Mengatasi Kewalahan

Dr. Romanoff membagikan beberapa strategi yang dapat membantu Anda mengatasinya, jika Anda merasa kewalahan:

Ubah Perspektif Anda

Kadang Anda perlu mundur untuk rehat sejenak dari proses berpikir Anda. Kenali dan terima apa yang Anda rasakan akan situasi yang Anda hadapi. Hal ini untuk menghentikan lingkaran setan perenungan emosional yang kurang baik bagi mental Anda.

Lakukan hobi atau hal rekreasional yang Anda bisa untuk mendapatkan perspektif tentang situasi tersebut. Tidak masalah untuk rehat sejenak dari situasi, sekedar berjalan-jalan, mengubah lingkungan atau suasana, berbicara dengan teman, atau menarik napas dalam-dalam.

Carilah bantuan profesional untuk membantu Anda memecahkan masalah. Sekedar bercerita membantu mengkalibrasi ulang perspektif Anda, atau mendekati masalah dari sudut pandang yang berbeda.

Tantang Asumsi Anda

Ketika kita kewalahan, kita cenderung membiarkan pikiran-pikiran irasional dan ketakutan menguasai cara pikir kita. Misalnya, jika Anda sedang putus cinta, Anda mungkin khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang Anda, atau stres karena harus melajang dan berakhir sendirian.

Mengidentifikasi asumsi-asumsi yang tidak logis dan mengartikulasikannya akan sangat membantu. Ketika Anda menantang asumsi yang Anda miliki, Anda dapat melihat bahwa asumsi-asumsi tersebut belum tentu benar. Cobalah menuliskan dalam jurnal sebagai proses kontemplasi.

Carilah Dukungan

Dukungan yang dimaksudkan adalah dukungan mental dan emosional. Dewasa ini tidak harus selalu lewat pertemuan fisik. Jangkau jaringan sosial media Anda bila perlu. Tapi alangkah lebih baiknya kita mulai dari lingkup internal kita dahulu seperti teman, keluarga, dan kolega. (M-010)