Indonesia Terlalu Banyak Aturan, Ribet
NUSA DUA, MENITINI.COM – Saat memberi sambutan pada Muktamar VI PKB di BICC Nusa Dua, Selasa (20/8/2019) malam, Jokowi mengisahkan tentang pertemuannya di Syekh Muhamad di Abudabi. Di negara itu, protokoler tidak bertele-tele.
Di Indonesia semakin sulit, regulasi yang dibuat, tetapi bingung sendiri. Inilah perubahan yang sedang dikerjakan oleh pemerintah dalam lima tahun ke depan. Menurut Jokowi, Indonesia terlalu banyak aturan. “Ribet. Yang buat kita sendiri. Mau putuskan cepat tidak bisa karena kita yang bikin, kita bingung sendiri,” kata Jokowi disambut tawa hadirin.
Ia membandingkan dengan Uni Emirat Arab. Mereka punya minyak, Indonesia juga punya punya minyak. Mereka tak punya kayu dan tembaga dan nikel. Indonesia juga punya semuanya.
Menurut cerita Syehk Muhamad, kenapa Dubai lompat begitu cepat. Tahun 1960, Abudabi masih naik Onta, sementara Indonesia sudah naik mobil Holden. Tahun 1970, Abudabi naik truk, sementara Indonesia sudah naik kijang. Tahun 1980, Abudabi sudah naik mercy dan BMW, namun Indonesia masih naik kijang. “Kenapa mereka begitu cepat melompat. Kuncinya kecepatan. Negara yang cepat menguasai negara yang mampu,” ujarnya.
Jokowi juga mengisahkan, jika 17 tahun yang lalu, dirinya berinvestasi di Dubai. Proses izinnya hanya 30 menit saja. Itu saja cepat. “Bandingkan bagaimana kalau kita maju kalau budaya ini terus terusan. Kecepatan membawa Indonesia maju ke depan. Jangan bikin banyak Perda. Bikin saja satu atau dua Perda yang bisa membantu masyarakat. Kecepatan di pusat dan daerah,” ujarnya.
Sementara Muhaimin Iskandar meminta agar PKB makin yakin dan bangga. Istilah peradaban itu familiar di PKB, NU dan santri. Pembangunan berbagai infrastruktur seperti jalan tol, bandara, infrastruktur lainnya adalah bagian utama dari peradaban. PKB merasakan dengan adanya jalan tol para kyai di daerah bisa bisa ditemui dengan cepat. Infrastruktur bagian dari peradaban. “Ketulusan pak presiden dalam membangun negeri. Akan didukung NU dan PKB,” ujarnya.
Cak Imin juga sepakat bahwa kehidupan di dunia dikendalikan oleh teknologi. Semua digerakkan oleh teknologi digital. Inovasi industri 4.0 tak dihindari dan akan menentukan arah dunia. Melalui Muktamar, ia mengajak semua pengurus PKB melek IT. Menejemen semuanya mesti dikendalikan oleh IT. Dengan kemajuan teknologi, zonasi menjadi tidak penting lagi tapi bagi PKB ke depannya. IT dan Medsos menjadi basis PKB. “Perintah muktamar, semua pengurus mesti melek IT Digital. Penguasa menjadi pelayan. Pejabat mental lama, merubah kultur wilayah. PKB berkomitmen melayani Ibu Pertiwi. Takut gagal, ABS tak akan dipakai. Makna tema muktamar kinerja reformasi. Kami memohon pemerintah agar anak anak PKB, NU dan Indonesia mendapat gizi dan ruang yang memadai. Kita yakin akselerasi dapat terwujud. PKB yakin, lima tahun ke depan menyongsong Indonesia maju bersama Presiden Jokowi,”ujarnya
Hadir juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Ketua Umum PSI, Grace Natalia, Wakil Ketum PPP, Arwani, Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo dan sejumlah pejabat dan menteri Kabinet Kerja Jokowi. Diantaranya, Luhut Binsar Panjaitan, Menko Maritim, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukito dan Menkum HAM, Yasona Laoly. KSP, Jendral (Purn) Moeldoko dan Gubernur Bali Wayan Koster 003