BADUNG, MENITINI.COMÂ – Berkat inovasi ‘Banting Setir’ (Tuban Bebas Stunting, Sehat Dari Hulu Sampai Hilir), kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) Kabupaten Badung berhasil menyabet predikat sebagai yang terbaik nasional.
Kader terbaik dalam kategori IMP Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024.
Dia adalah Endah Catur Martarini Ayu Pitaloka SP, kader IMP yang bertugas di Kelurahan Tuban.
Untuk mencapai tahap tersebut, Endah mengaku harus menempuh berbagai tahapan. Mulai dari mengikuti ajang di tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi.
"Mulai dari ajang di tingkat kecamatan hingga nasional di bulan Juni ini ada kaitannya dengan Harganas 2024," ungkapnya ditemui di Kantor Camat Kuta pada Rabu (21/8/2024).
Khusus dalam kategori IMP, hal tersebut lebih menekankan pada inovasi out of the box.
Utamanya dalam rangka mendukung program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting.
Karena itu pihaknya mengangkat inovasi 'Banting Setir' atau Tuban Bebas Stunting, Sehat Dari Hulu Sampai Hilir. Yang mana inovasi tersebut terdiri dari beberapa program, salah satunya berupa pemberian reward terhadap sasaran aktif.
"Selama ini permasalahan yang sering terjadi khususnya di wilayah Kecamatan Kuta, adalah berkenaan dengan angka kehadiran sasaran dalam kelompok kegiatan. Dan itu berdampak pada sulitnya kader dalam memperoleh data," paparnya.
Meski sederhana, program tersebut ternyata mampu memotivasi sasaran dan meningkatkan persentase kehadiran. Dari sebelumnya yang hanya berada pada angka 60 - 65 persen, menjadi 97 persen.
"Sasaran kita adalah ibu-ibu, termasuk ibu hamil ataupun ibu dengan balita, maka dalam hal ini reward yang biasanya kita berikan menyesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya seperti hampers kebutuhan balita, sembako, dan lain sebagainya," bebernya.
Selain itu, Tuban katanya juga memiliki program pelayanan pasca salin, seperti memandikan bayi. Dengan itu, sasaran menjadi lebih dekat dengan kader, dan meningkatkan antusiasme untuk senantiasa hadir dalam berbagai kegiatan.
"Kami juga ada Gerakan ASI Eksklusif, yang berkaca dari rendahnya capaian ASI Eksklusif. Dalam hal ini kami mempelajari terlebih dahulu kendala yang dialami. Dan ternyata, dominan faktornya adalah tidak lancarnya ASI," jelasnya.
Sebagai jawaban atas persoalan tersebut, pihaknya melalui para anggota kader bergerak memberi bantuan dengan memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (Toga) yaitu Daun Katuk.
"Jadi dalam hal ini kami mengerahkan para anggota kader untuk memasak sayur bening Daun Katuk. Ini manfaatnya sebagai ASI booster bagi sasaran ibu menyusui," imbuhnya. M-003