Sabtu, 23 November, 2024

Kebaya Diajukan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Intip 12 Pendahulunya!

12 warisan budaya UNESCO dari Indonesia - pexels
12 warisan budaya UNESCO dari Indonesia - pexels

DENPASAR, MENITINI.COM – Kabar baik bagi wanita Indonesia! Kebaya bakal segera masuk dalam jajaran warisan budaya UNESCO. Ya, kebaya adalah simbol feminin bagi wanita Indonesia. Walau melalui sejarah dan evolusinya yang panjang, kebaya tetap mempertahankan keanggunan tersendiri. Alasan inilah yang menjadikan banyak pihak termasuk menteri dan public figure sangat mendukung rekognisi ini. Nah, selain kebaya, kita patut berbangga. Indonesia sudah berhasil mendaftarkan 12 warisan takbenda dalam warisan budaya UNESCO sebelumnya. Apa saja sih?

12 Warisan Takbenda UNESCO dari Indonesia

1. Teater Wayang Kulit, 2008

Bagi yang sudah pernah berkunjung ke Pulau Jawa mungkin tidak asing dengan Teater Wayang Kulit. Terkenal juga dengan Tanggapan Wayang, merupakan bentuk penceritaan tradisional menggunakan bayangan dari wayang. Pemimpin pementasan wayang adalah seorang empu wayang atau dalang yang juga berperan sebagai narator dan pengisi suara bagi tokoh-tokoh wayang. Dalam sebuah tanggapan wayang, selalu hadir gamelan beserta sinden yang mengiringi cerita. Secara umum, Teater Wayang Kulit menceritakan kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Tidak terbatas itu saja, seorang dalang dapat memainkan naskah modifikasi sesuai tema alias carangan.

2. Keris, 2008

Keris merupakan senjata tradisional berbentuk bilah tajam dari Pulau Jawa. Bentuknya identik dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena pangkal yang tidak simetris dan bilahnya yang berliku. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel atau pertempuran, serta sebagai benda pelengkap ritual keagamaan. Setiap daerah di Indonesia yang pernah menjadi okupasi Kerajaan Majapahit pasti memiliki perwujudan keris walau berbeda nama. Tercata mulai dari semenanjung Malaya sampai Nusa Tenggara dan Kalimantan memilikinya. Kini, keris lebih banyak digunakan sebagai aksesoris dalam pakaian tradisional atau produk koleksi.

3. Batik, 2009

Meski memiliki banyak motif dan nama, secara umum batik adalah kain yang dilukis dengan cairan lilin malam menggunakan alat canting. Kata batik sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya kain berbintik-bintik. Sejak UNESCO mengakui batik sebagai salah satu Masterpieces of Intangible Cultural Heritages pada tahun 2009, batik menjadi representasi ideal pakaian tradisional Indonesia. Batik klasik memiliki ribuan motif dan desain yang berbeda dan penggunaannya disesuaikan dengan tujuan khusus. Secara tradisional, motif dalam batik adalah untaian doa yang dapat berpengaruh pada pemakainya. Mengikuti perkembangan zaman, motif terus bertambah dan mengalami modernisasi tanpa kehilangan pakemnya.

4. Pendidikan dan Pelatihan Batik, 2009

Tidak hanya mendaftarkan batik sebagai produk, UNESCO juga memasukkan pendidikan dan pelatihan batik Pekalongan sebagai warisan budaya takbenda. Program ini terpilih karena menujukkan upaya konservasi warisan budaya yang baik. Museum Batik pada tahun 2005 bekerja sama dengan otoritas pendidikan kota mengajukan program ini dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi batik. Harapannya, batik bukan hanya benda namun mewariskan sejarah, nilai-nilai budaya, dan keterampilan tradisional pada kalangan masyarakat Indonesia terutama anak muda.

5. Angklung, 2010

Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sunda atau wilayah Jawa Barat. Alat musik tradisional ini terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara digoyang-goyangkan hingga menghasilkan nada. Oleh karena itu, untuk menciptakan melodi yang harmonis, angklung harus dimainkan secara kolektif dalam sebuah ensembel. Jika Anda berkunjung ke Bandung, pasti dapat menemukan angklung hampir di tiap sudut oleh-oleh. Apabila ingin menyimak pertunjukkannya, pemerintah Bandung sudah memfasilitasi dengan kehadiran beberapa teater atau saung angklung.

6. Tari Saman, 2011

Tari Saman adalah salah satu tarian tradisional Aceh yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Tarian ini tergolong tarian tradisional yang cukup unik karena tidak menggunakan alat musik apapun untuk memimpin iramanya. Sebaliknya, para penari duduk dan bergerak hanya dengan kepala, dada, dan lengan mereka sementara ketukan hanya menggunakan tepukan tangan dan tepukan bahu. Lirik dalam tari Saman menggunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Dahulu, tari Saman biasa dipentaskan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh, terutama saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

7. Tiga Genre Tari Tradisional Bali, 2015

Bali memang terkenal sebagai gudangnya budaya. Untuk urusan menari jangan ditanya. Tarian adalah bagian penting dalam budaya Bali, terutama untuk upacara keagamaan. Ada tiga genre Tarian Tradisional Bali yang telah menjadi bagian dari warisan budaya UNESCO. Ketiga genre tersebut adalah sakral (wali), semi sakral (bebali), dan hiburan (bebalih-balihan). Tari wali dan bebali hanya dapat dipentaskan di tempat dan waktu tertentu. Penarinya pun hanya orang-orang terpilih. Sedangkan tari bebalih-balihan untuk acara-acara yang berhubungan dengan hiburan dan siapa saja boleh menarikannya.

8. Noken, 2012

Bumi Papua terkenal dengan keunikan kerajinan tangannya. Noken adalah salah satunya. Tas tradisional asli Papua yang dibawa menggunakan kepala ini terbuat dari serat kulit kayu. Orang Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil pertanian seperti sayuran dan juga untuk membawa barang-barang ke pasar. Tas tradisional noken merupakan simbol kehidupan yang baik, kedamaian, dan kesuburan. Motif noken yang khas dapat menjadi lambang dari suatu suku, misalnya suku Mee/Ekari, Damal, Yali, Dani, Lani dan Bauzi. Keunikan lainnya adalah, hanya orang Papua saja yang boleh membuat Noken. Alasannya, tiap noken dibuat secara khusus berdasar ikatan emosi antara pengerajin dan konsumennya.

9. Pinisi, 2017

Pinisi adalah kapal layar tradisional yang berasal dari tradisi pelaut suku Bugis, Sulawesi Selatan. Sebuah kapal pinisi memiliki tujuh sampai delapan layar pada dua tiang, memiliki panjang sekitar 50-70 kaki (15,24 m – 21,34 m), dengan garis air sekitar 34-43 kaki (10,36 m – 13,1 m) ketika beban ringan. Menurut naskah kuno orang Bugis, kapal pinisi sudah ada sejak abad ke-14. Tanpa teknologi modern saat itu, Pinisi hanya terbuat menggunakan peralatan tradisional mengikuti teknik tradisional turun temurun dari generasi ke generasi. Konstruksinya tidak hanya melibatkan kekuatan dan teknik tetapi juga kekuatan gaib. Maka dari itu, untuk membuat kapal Pinisi, tiap konstruksinya memerlukan disiplin ritual tertentu.

10. Pencak Silat, 2019

Pencak Silat adalah suatu bentuk seni bela diri tradisional yang berasal dari wilayah Sumatera dan Jawa. Selain sebagai olahraga bela diri, tradisi pencak silat juga meliputi aspek mental, spiritual, dan seni. Gerakan pencak silat melibatkan banyak unsur seni yang mendorong keharmonisan gerak tubuh. Setiap daerah memiliki jurus, gaya, iringan, musik, dan perlengkapan pendukungnya sendiri-sendiri termasuk kostum, alat musik, dan senjata tradisional. Ajaran Pencak Silat terutama menjaga keseimbangan hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam. Pertempuran dalam pencak silat melibatkan teknik menghadapi serangan berdasarkan prinsip untuk melindungi diri mereka dan orang lain.

11. Pantun, 2020

Pantun adalah sejenis puisi tradisional Indonesia yang terikat dengan struktur rima. Pada umumnya pantun terdiri dari empat baris dan tulisannya dilambangkan dengan huruf A-B-A-B. Dua baris pertama merupakan sampiran (pembukaan), sedangkan dua baris terakhir adalah isi dan tujuan. Pantun adalah bentuk untuk mengekspresikan ide-ide rumit, emosi, atau kadang-kadang hanya untuk membuka interaksi dengan orang lain. Pada era Maritim, pantun sangat terkenal dan merupakan bentuk lisan yang paling luas digunakan di Asia Tenggara selama setidaknya 500 tahun.

12. Gamelan, 2021

Penggemar KKN Desa Penari, pasti familiar dengan gamelan. Gamelan adalah musik ensembel tradisional yang sebagian besar terdiri dari instrumen perkusi dan pengiring yang terbuat dari logam tempaan tangan. Asal usulnya bervariasi dari Jawa, Sunda, hingga Bali. Instrumen yang vital dalam Gamelan adalah gambang, gong, genta, gendang, simbal, alat musik gesek, dan seruling bambu. Ada aturan alias pakem yang harus diikuti ketika bermain Gamelan. Dan pakem tiap daerah dapat berbeda. Inilah sebabnya gamelan Bali dan Jawa cukup berbeda. Musik ini biasanya dibawakan dalam ritual keagamaan, upacara, teater tradisional, festival dan konser, dan juga tempat-tempat wisata Nusantara. (M-010)