DENPASAR, MENITINI.COM – Anda penggemar kopi? Atau bahkan sudah dalam kategori kecanduan kopi? Tidak perlu malu, mungkin sebenarnya banyak dari kita yang sudah menjadi pecandu kopi. Apalagi coffee culture Gen-Z yang makin menjadi-jadi. Ibarat nggak keren sebelum ngopi.
Nah, bagi Anda pecandu kopi, ada sebuah penelitian terbaru terkait cara mengurangi tingkat kecanduan Anda. Pada penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kopi tanpa kafein dapat mengurangi gejala kecanduan kopi. Baik sadar ataupun tidak, mereka yang mengkonsumsi kopi tanpa kafein atau decaf merasakan efek kecanduan yang lebih minimal. Hasilnya setara dengan mengurangi gejala kecanduan dalam kurun waktu 24 jam setelah asupan kafein mereka.
Apakah ini efek plasebo? Mari kita simak rangkuman berikut!
Kopi dan kafein
Kopi menjadi salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi seluruh dunia. Menurut sebuah survey di Amerika saja, ada 3 dari 4 orang yang minum kopi setiap hari. Sebanyak 49% minum 3-5 cangkir setiap hari. Jumlah ini sudah hampir menyusul jumlah minimal air yang harus dikonsumsi dalam sehari. Angka tersebut rupanya bukan tanpa alasan. Banyak orang yang bergantung pada sentakan energi dari kopi. Rahasianya? Kafein.
Kafein sendiri merupakan senyawa kimia yang terdapat dalam biji kopi. Kadarnya dapat beragam sesuai varietas dan proses pengolahannya. Walau begitu, sebagian besar konsumen mengamini bahwa kafein dalam kopi membantu mereka lebih waspada dan fokus. Lebih lagi, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kopi dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2, gagal jantung, kanker usus besar, Parkinson, dan Alzheimer pada masa tua.
Saran penyajian kafein sendiri sudah diatur oleh The Food and Drug Administration (FDA). Alasannya, kafein merupakan salah satu bahan aditif pada makanan dan obat. Badan ini merekomendasikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 400 miligram kafein setiap hari. Kurang lebihnya, setara dengan 4-5 cangkir kopi. Namun tidak hanya dalam kopi, kafein juga dapat kita temui dalam minuman berbahan dasar teh, soda dan minuman berenergi.
Meskipun kafein secara teknis dan klinis tidak membuat ketagihan, berhenti minum kopi secara mendadak dapat menyebabkan gejala putus zat seperti kecanduan. Gejala yang dapat timbul antara lain sakit kepala, kelelahan, mengantuk, lekas marah, depresi, konsentrasi terganggu, mual, dan nyeri otot. Bahkan pada penderita penyakit kronis dapat memunculkan gejala yang lebih parah dari biasanya.
Mengurangi Gejala Kecanduan Kopi
Cara mengurangi gejala kecanduan kopi adalah dengan kopi itu sendiri. Bagaimana bisa?
Kopi decaf atau tanpa kafein dapat mengurangi banyak gejala ketergantungan. Rasa, aroma dan manfaat yang mirip membuat kita tidak sadar bedanya dengan kopi pada umumnya. Dari hasil penelitian, sekalipun kita menyadari bahwa kopi kita tanpa kafein, kita tetap akan merasakan efeknya.
Mengulas penelitian tersebut, sebanyak 61 peminum kopi berat yang biasa minum lebih dari 3 cangkir per hari diinstruksikan untuk tidak ngopi dalam 24 jam dari waktu konsumsi terakhirnya. Dalam waktu tersebut, mereka mengisi kuesioner tentang gejala kecanduan kopi. Keseluruhan sampel penelitian terbagi menjadi 3 kelompok. Satu kelompok mendapat bujukan akan minum kopi (padahal decaf), kelompok kedua tahu akan minum kopi decaf, dan yang ketiga hanya air saja.
Dalam 45 menit kemudian mereka mengisi kuesioner yang sama kembali. Kedua kelompok yang meminum kopi decaf memiliki hasil yang lebih baik terkait gejala-gejala ketergantungan. Menariknya, pada kelompok pertama mengalami perubahan yang paling baik jika kita bandingkan dengan kelompok lainnya. Teori serupa penelitian ini hanya dapat diaplikasikan jika racikan kopi decaf memiliki karakter semirip mungkin dengan aslinya, bukan hanya esens belaka.
Kopi Decaf sebagai Plasebo
Menurut Dr. Ted Kaptchuk dari Harvard Medical School, kopi decaf dapat memberi efek plasebo yang baik. Dari penelitian memberikan bukti bahwa kopi tanpa kafein yang dengan jujur digunakan sebagai plasebo dapat berfungsi untuk mengurangi gejala ketergantungan. Walau jangka panjang belum ada penelitiannya, namun dalam kurun 45 menit sudah memberi efek yang positif.
Mekanisme plasebo label terbuka mungkin melibatkan tubuh secara otomatis dan tidak sadar bereaksi terhadap ritual minum kopi. Hal ini yang membuat sistem saraf pusat pada beberapa orang kadang merespons dengan pengurangan gejala yang serupa seolah-olah ia sedang mengkonsumsi kopi sungguhan yang berkafein. Efek plasebo ini terbentuk dari respon neurologis kita yang memberikan kode prediksi pada sistem saraf pusat yang terkait dengan pembentukan gejala. Jadi, bukan tidak mungkin jika kebiasaan mengganti kopi decaf ini nantinya dapat meniadakan gejala ketergantungan sama sekali. Mau mencoba? (M-010)