Rabu, 15 Januari, 2025

Efisiensi Waktu dan Efektif, Kecerdasan Buatan Diharapkan Mampu Dorong Kualitas Pendidikan

I Gusti Ngurah Eddy Mulya. (Foto: M-003)

DENPASAR, MENITINI – Ketua Umum PGRI Bali, I Gusti Ngurah Eddy Mulya, mengatakan, pemanfaatan teknologi, terutama kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) diharapkan mampu mendorong kualitas dan akses masyarakat atas pendidikan.


“Penggunaan kecerdasan buatan dalam pembelajaran, memiliki dampak yang signifikan terutama dalam efisiensi waktu. Jika AI dipelajari dan dimanfaatkan dengan baik maka proses pembelajaran dapat menjadi lebih efisien dan efektif,’’ kata Eddy Mulya, Rabu (15/1/2024) dikutip surat kabar Pos Bali.


Menurut Eddy Mulya, perkembangan teknologi sudah sangat maju. Indonesia perlu memperkenalkan teknologi-teknologi itu sejak dini agar generasi emas 2045 tercapai. Ini sebut Eddy Mulya peserta didik memang disiapkan menjadi orang-orang yang memiliki kemampuan dalam kepemimpinan digital.

BACA JUGA:  Sekda Jembrana Buka Kemah Budaya Tingkat Provinsi Tahun 2024


‘’Kepemimpinan digital itu disiapkan sejak dini, tapi tentu kita berharap nanti, kepemimpinan digital yang disiapkan oleh peserta didik melalui muatan tambahan pengetahuan dan keterampilan di bidang keterampilan teknologi dan informasi ini juga harus bersifat proporsional,’’ sebutnya.


Proporsional, dijelaskan Eddy Mulya, sesuai kelayakan sesuai level satuan Pendidikan peserta didik. Dengan begitu dapat dipahami juga secara proporsional. Demikian juga ketika diberikan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), betul-betul kemanfaatannya bagi kemajuan dunia Pendidikan.


‘’Pun penerapan Chat GPT, jangan dijiplak 100 persen. Karena kalau dijiplak 100 persen maka daya dan pola pikir anak-anak sebagai peserta didik tidak akan berkembang untuk menyelesaikan permasalahan secara objektif,’’ ujarnya.

BACA JUGA:  'Intervensi' pada Anak Usia dini dapat Memutus Mata Rantai Kemiskinan


Karena itu, pemanfaatan Chat GPT ini hanya sebagai pemandu untuk mengarahkan pola pikir. Tapi pola pikir terpadu diciptakan pasti secara mandiri atas dasar latihan dan keterampilan.

‘’Pola-pola pendekatan teknologi informasi saya harapkan hanya sebagai faktor enabler atau faktor pendukung dalam kemajuan dunia pendidikan dalam kepemimpinan digital,’’ ujarnya mengingatkan.


Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mulai merancang kebijakan pembelajaran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan coding sebagai bagian dari kurikulum mata pelajaran pilihan di sekolah. Kebijakan ini direncanakan mulai diterapkan di jenjang sekolah dasar (SD), dengan kemungkinan dimulai dari kelas 4 atau tingkat selanjutnya. Coding adalah mata pelajaran yang mengajarkan dasar-dasar pemrograman komputer, seperti logika, algoritma, dan penulisan kode, untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas di era digital. M-003

  • Editor: Daton
BACA JUGA:  Dipercaya Lagi Jadi Ketua PGRI Denpasar, Ketut Suarya: Semoga Bisa Perjuangkan Keinginan 8 Ribu Guru