DENPASAR,MENITINI.COM-Sungguh besar tekad KEK Kura Kura Bali untuk pariwisata Bali. Terinspirasi untuk menjunjung Tri Hita Karana dan membatasi investor yang bertentangan dengan budaya Bali sangat kuat.
Kura Kura Bali di bawah PT BTID ini berupaya menjadi prototype yang menjaga keberlanjutan Bali dan budayanya.Â
Kura Kura Bali di Pulau Serangan akan menjadi daya tarik destinasi wisata jangka panjang dengan menjaga dan melestarikan alam, budaya lokal serta tradisi Bali.
Satu tekad yang tak kalah penting telah dilakukan Kura Kura Bali yakni mendukung program pemerintah mewujudkan pariwisata Bali yang berkualitas atau quality tourism.
Pariwisata Bali perlahan harus menjalani transisi dari mass tourism atau pariwisata massal yang mengutamakan kuantitas wisatawan menjadi quality tourism (pariwisata berkualitas).
“Mandat kami tentunya mendukung program pemerintah menjadi prototipe Bali bertransisi dari mass tourism ke quality tourism,” kata Head of Communications Kura Kura Bali Zakki Hakim.
Konsep ini kata dia, diharapkan membuka ekonomi baru bagi krama Bali tanpa menggerus nilai budaya dan tradisi.
Terutama warga lokal yang berada di wilayah Pulau Serangan Denpasar akan merasakan dampak langsung. Karena investor akan melirik pembangunan pariwisata berkualitas dan industri kreatif yang dibangun di Kura Kura Bali.
“Tapi harus digaris bawahi bahwa investasi boleh masuk ke Kura Kura Bali tapi tidak boleh yang bertentangan dengan budaya Bali, Filosofi Tri Hita Karana dan Sad Kerthi,” ujarnya.
Sebuah bukti awal tampak pada bangunan yang telah dibangun pertama kali pada 2022 di Kura Kura Bali.
Gedung ini bernama Kampus Upaya Indonesia Damai (UID) Bali. Kampus ini mengamalkan filosofi Tri Hita Karana dan menjalankan pembelajaran berkelanjutan.
Dalam gedung ini terdapat sebuah museum mini yang dinamai Bali Abode. Tempat ini berisi berbagai warisan budaya dan tradisi Bali. Bali besar bukan karena satu budaya, melainkan kaya akan bermacam warisan, budaya dan tradisi kearifan lokal.
“Sekarang di sini ada museum mini berisi beragam budaya, seni, tradisi dan kearifan lokal Bali. Inilah upaya kami menunjukkan bahwa Bali itu beraneka ragam bukan hanya satu kebudayaan,” katanya.
Zakki juga takjub dengan krama Bali. Ia menilai, orang Bali tangguh dan survive dimanapun berada. Sebagai orang yang pernah tinggal di sejumlah wilayah di Indonesia, Zakki membeberkan pengalamannya sering berinteraksi dengan krama Bali.
“Saya asal Palembang dan sudah pernah ke Aceh sampai Papua. Saya sering ketemu orang Bali. Mereka juga ada dimana-mana dan saya tahu orang Bali itu tangguh, resilient (ulet) di mana saja bisa survive,” kata Zakki.
Pengalaman yang tak pernah dilupakan Zakki ketika berada pedalaman Kalimantan. Saat itu, ia berada di sebuah wilayah pertambangan. Dia terkejut karena bertemu subak (sawah) dan sebuah pura. krama Bali.
“Orang Bali ini luar biasa dengan potensi budaya Bali. Di luar Bali saja mereka bisa berkembang apalagi di Bali sebagai rumahnya sendiri pasti harus lebih survive,” katanya. (*)
- Editor: Daton