Senin, 23 Desember, 2024

KEK Pariwisata Sepi Peminat dan Investor, Ternyata Ada Masalah, Ini Penjelasan Menko Perekonomian Airlangga

Airlangga Hartarto. (Istimewa)

DENPASAR, MENITINI.COM-Kawasan Ekonomi Khusus merupakan project strategis nasional yang dikembangkan sejak tahun 2009 dengan UU/39 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).


KEK mulai dijalankan sejak era Presiden Jokowi. Seiring perkembangan ekonomi nasional KEK di tanah air terus bertambah.


Namun dalam perjalanan  ada KEK yang berjalan cepat ada yang lambat dan pelan sekali.  
Bahkan ada KEK yang sepi peminat atau investor untuk investasi.  


Dikutip dari laman Dewan Ekonomi Nasional  Kawasan Ekonomi Khusus sebagai berikut; KEK Sanur dan KEK Kura Kura Bali di Denpasar Bali, KEK Mandalika di Lombok Tengah NTB, KEK Labuan Bajo di Labuan Bajo NTT, KEK Tanjung Lesung di Pandeglang Banten, KEK Morotai di Maluku.

BACA JUGA:  Presiden Prabowo Subianto Apresiasi Mekanisme Pengendalian Inflasi di Tanah Air


Ada juga KEK Likupang di Minahasa Sulawesi Utara, KEK Singhasari, Malang di Jawa Timur, KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, KEK Lido di Bogor  Jawa Barat, KEK Sorong di Papua Barat, KEK Palu di Kota Palu Sulawesi Tengah, KEK Bitung di Sulawesi Utara, KEK Nongsa di Kota  Batam Kepulauan Riau

Mengapa Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata sepi peminat dan investor?  


Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada wartawan di Jakarta mengatakan, kawasan ekonomi khusus pariwisata lesu karena sepi investor. Selain itu minimnya aksesibilitas menjadi penyebab sepi.


“Pengembangan mayoritas KEK sektor pariwisata memang lesu karena minimnya investasi yang masuk. Masalah akses yang minim juga jadi kendala utama,” kata  Airlangga Hartarto saat ditanya wartawan di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma beberapa waktu lalu, Rabu (18/12/2024).

BACA JUGA:  Bappebti Buka Akses Kripto Bagi Institusi, Perkuat Indonesia jadi Pusat Kripto Asia

Menurut Airlangga KEK sektor pariwisata belum memberikan progres seperti KEK di Batang di Jawa Tengah, dan Kendal di Jawa Timur. Sementara KEK sektor pariwisata masih sepi investor.


“Yang belum (banyak investor) yang terkait dengan pariwisata, jadi yang pariwisata itu apakah itu Tanjung Lesung, apakah itu di Morotai dan di Sulawesi Utara (Likupang),” kata Airlangga.  


Padahal menurut Airlangga sektor Pariwisata bisa mendatangkan devisa cepat.


Hanya saja karena minimnya aksesbilitas membuat KEK sektor pariwisata masih belum memberikan progres.


“Kita mau mencoba membuka regional airline, sehingga mereka bisa langsung ke tujuannya. Nah sebagai contoh yang Mandalika, kemudian juga Labuan Bajo. Sehingga dengan demikian pintu untuk menarik turis semakin besar,” kata Airlangga.

BACA JUGA:  Ini 10 Koperasi Terbaik dengan Predikat Sehat di Kabupaten Badung


Menurut Airlangga aksesibiltas sangat penting untuk mendatangkan investasi, khususnya sektor pariwisata.


“Yang masih kita perhatikan yang pariwisata, yang paling penting kalau nggak ada penerbangan, bagaimana turis bisa datang? Kalau dia harus ke Jakarta dulu dari Jakarta baru ke Mandalika, Labuan Bajo. Pre-Covid dulu direct flight-nya banyak dari regional langsung,” ujarnya M-003