JAYAPURA,MENITINI.COM-Keluarga tak mengijinkan Gubernur Lukas Enembe, tersangka dugaan gratififkasi, keluar dari kediaman dan mempersilakan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk datang memeriksanya di Jayapura.
Hal tersebut terungkap dalam konferensi pers yang dilakukan keluarga besarnya di kediaman orang nomor satu di Papua itu.
“KPK kami mohon, Pak Lukas sekarang keadaan sakit jadi tolong izinkan dokter pilihan keluarga. KPK silahkan datang ke Papua karena kami keluarga besar tidak izinkan Lukas Enembe keluar papua. Dia terima delapan kali piagam WTP dari BPK. Kenapa sekarang bilang korupsi. Kalau korupsi jangan kasih penghargaan WTP. Ini aneh,” kata Elvis Tabuni yang juga anggota DPR Papua, di Jayapura, Jumat (30/09/2022)seperti dikutip Medcom.id.
Dia menambahkan, sangat memahami aturan perundangan dalam NKRI. Tetapi dari sisi adat juga ada aturan. “Jangan korbankan rakyat. Jangan lagi bangun narasi akan jemput paksa pak Lukas. Silahkan datang ambil keterangan disini. Itu keinginan kami keluarga besar Lukas Enembe. Kami juga bagian dari NKRI. Ini permintaan kami,” jelas Elvis.
Senada Ronald Kogoya yang meminta penjelasan soal narasi dana Rp1.000 triliun dan lainnya yang disampaikan oleh Menteri Mahfud MD.
“Kami tegaskan pak Lukas tidak akan keluar. Kami keluarga tolak. Kalau terjadi apa-apa maka siapa mau tanggung jawab. Jelaskan juga asal uang yang selalu disebut. Bukan balik tanya kami
keluarga. KPK itu jangan di-backup kementerian. Kami apabila pemaksaan terjadi maka kami sepakat minta perlindungan dari luar. Karena negara tidak lindungi kami,” ujar Ronald Kogoya.
Sementara tokoh muda Benyamin Gurik mengeklaim telah terjadi impunitas pada Lukas Enembe.
“Apalagi pernyataan mantan Panglima TNI sampaikan TNI akan tangkap Lukas Enembe itu kami tidak terima. Kami bukan teroris,” tegasnya.
Senada tokoh pemuda Tabi, Frangklin Wahey yang menyebut negara seharusnya melindungi dan memberi penghargaan pada Lukas Enembe bukan sebaliknya.
“Lukas Enembe Bukan hanya gubernur tapi kepala suku besar orang Papua dan Indonesia yang hidup di Tanah Papua. Beliau sedang Sakit, mana kemanusiaan negara. Jaga NKRI. Jaga Lukas Enembe, jaga Papua jaga Indonesia. Jangan rebut kekuasaan Lukas Enembe dengan cara kotor;” ujar Frangklin.
Sumber: Medcom.id