“Jauh sebelum Indonesia terbentuk kesadaran ini sudah ada, dan kesadaran ini yang memampukan kaum muda untuk bergerak dan berinisiatif berjuang untuk membentuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu kaum muda khususnya yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) tidak boleh sekalipun melupakan Sumpah Pemuda,” tandasnya.
Romo Markus pun menguraikan bahwa sejarah mencatat kongres pemuda beranggotakan wakil-wakil para pemuda yang datang dari berbagai wilayah Indonesia dengan latar belakang budaya, etnik, dan agama yang berbeda-beda.
Rapat kedua ini mengambil lokasi di Lapangan Banteng persisnya di dalam gedung pemuda Katolik, di mana seorang Wage Rudolf Supratman yang kebetulan juga seorang Katolik pertama kali memainkan melodi lagu Indonesia Raya yang digunakan hingga hari ini sebagai lagu Kebangsaan.
Juga ada fakta lain berkaitan dengan etik Indonesia bahwa pembacaan Sumpah Pemuda waktu itu dilakukan di asrama pemuda pemudi keturunan Tionghoa.