LEMBATA, MENITINI.COM – Sungguh ajaib. Bayangkan saja ada orang buta, tak melihat namun mampu menggarap kebun seluas setengah hektar. Karena tak bisa melihat, ia hanya mengandalkan insting, tangan, kaki serta tongkat “ajaibnya”.
Ia adalah Matias Bloni (44) warga Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape. Ia dan sejumlah warga memilih tinggal di kebun untuk menggarap lahan, karena sekarang lagi musim tanam jagung dan ubi. Mereka tidak tinggal di lokasi pengungsi.
Itulah yang terekam saat Panitia NTT Peduli Lembata menyalurkan langsung bantuan sembako ke di Kebun Wawala, Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Lembata, Selasa (29/12/2020).
Bapa Matias orang biasa menyapanya. Ia penderita tunanetra, hidup sendiri di tengah kebun. Dengan segala keterbatasan tidak membatasi dirinya untuk bertahan. Bahkan dalam kekuranganya dia bisa panjat pohon lontar dan beternak..
Ia melihat dengan rasa, meraba dengan tangan dan kaki. Kebunnya luas kurang lebih setengah hektar. Menariknya, dengan sentuhan kaki dan telapak tangan Bapa Matias bisa membedakan mana tanaman jagung dan mana gulma. “Bahkan dia bisa merasa bila ada binatang buas (ular) datang mendekat. Dia cuma bilang, ular itu takut saya,” kata Robbinson Gamar Ketua Panitia PENA NTT, Peduli Lembata berbincang dengan Bapa Matias usai menyerahkan sembako.
Sementara Ketua PENA NTT Igo saat dihubungi Rabu (30/12/2020) mengatakan hari ini pembagian sembako tuntas. Dan rencana, siang pukul 14.00 Wita dengan kapal cepat kembali ke Larantuka, selanjutnya Kamis pagi akan ke Denpasar melalui Bandara Eltari Kupang. ” Pagi ini kami selesaikan bantuan yang masih tersisa 50 paket. Setelah kembali ke Larantuka. Malam Tahun Baru kami di Denpasar,”kata Igo Kleden yang mengaku terkesan saat bertemu dengan warga yang menerima bantuan sembako jurnalis asal NTT, PENA NTT. “Banyak kisah, narasi dan gambar menarik. Nanti kita berbagi bila sudah di Denpasar,”upanya. rob/igo/poll