Jumat, 22 November, 2024

Konvoi Fans Berujung Maut, Kapolda Maluku: Nyawa Lebih Berharga dari Piala Dunia

Kapolda Maluku, Irjen Pol Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum.
Kapolda Maluku, Irjen Pol Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum. (Foto: M-009)

AMBON,MENITINI.COM-Kepala Kepolisian Daerah Maluku Irjen Pol Drs. H. Lotharia Latif, S.H., M.Hum, mengingatkan nyawa lebih berharga dari Piala Dunia. Dari pantauan dan evaluasi di jajaran Polda Maluku, hasilnya, terjadi peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) akibat eforia piala dunia Qatar terhitung saat pembukaan di tanggal 20 – 26 November 2022.

Tercatat sudah terjadi 7 kasus lakalantas di wilayah hukum Polda Maluku. Dari 7 kasus tersebut, 1 orang tercatat meninggal dunia, 3 orang menderita luka berat dan 4 orang mengalami luka ringan.

Sebanyak 7 lakalantas ini tersebar di wilayah hukum Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Polres Maluku Tengah (Malteng), Tual, Pulau Buru, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya (MBD).

Di Polresta Ambon lakalantas menyebabkan 1 orang meninggal dunia. Polres Malteng 2 orang luka ringan, Tual 1 orang luka ringan, Buru 1 orang luka ringan, Aru, Tanimbar dan MBD masing-masing 1 orang luka berat.

Lakalantas yang terjadi itu selain menyebabkan korban jiwa, juga mengakibatkan jatuhnya kerugian materi dengan nilai taksiran ratusan juta rupiah. Atas insiden itu, Kapolda Maluku mengingatkan kepada semua masyarakat, khususnya para suporter sepakbola agar bijak saat mendukung negara masing-masing.

Mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur 2019 ini meminta masyarakat menghindari proses arak-arakan atau pawai di jalan raya saat timnya keluar sebagai pemenang.

“Hindari arak-arakan dan kurangi pawai-pawai dengan jumlah massa yang berlebihan, karena hal tersebut sangat membuka potensi terjadinya gesekan antar masyarakat dan terjadi lakalantas,” pinta Kapolda mengingatkan masyarakat di Maluku, Minggu (27/11/2022).

Kapolda mengungkapkan, berdasarkan pantauan petugas di lapangan, banyak anak-anak remaja dan pemuda yang mengabaikan keselamatan. Bahkan mereka mengendarai kendaraannya secara ugal-ugalan di jalan raya saat melakukan arak-arakan kemenangan.

“Nanti kalau sudah terjadi kecelakaan, menyesalnya seumur hidup karena cacat permanen bahkan sampai mati di jalan, terlalu mahal resikonya, padahal mereka ini masih punya masa depan yang panjang,” ucapnya.

Jebolan Akpol 1988 ini katakan, saat ini  polisi terus menjaga daerah-daerah vital agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kendati demikian, mantan Kakorpolairud Baharkam Polri 2017 ini juga mengimbau masyarakat untuk tidak fanatisme dan bereforia secara berlebihan.

“Tetap tertib serta jaga keselamatan masing-masing dan keselamatan umum. Sudah terjadi korban lakalantas mati dan tabrakan pada saat konvoi arak-arakan,” ingatnya.